Selasa, September 30, 2008

Maaf LAHIR dan BATHIN

Andai semua harta adalah racun, maka Zakat-lah penawarnya,
dan
jika seluruh umur adalah dosa, maka Taqwa dan Taubat-lah
obatnya.
Jika seluruh hari-hari adalah noda, maka hari-hari
Ramadhan-lah pemulihnya.
Andai semua kata adalah dusta, maka Maaf dan Silahturahmi
adalah Penggantinya.

MARHABAN IEDUL MUBAROK, TAQOBALALLAHU MINNA wa MINKUM,
Selamat Hari Raya, MOHON MAAF LAHIR dan BATHIN.

Salam Kami sekeluarga AKHMADI SUMARYANTO

Senin, September 08, 2008

BANGKITLAH NEGERIKU, HARAPAN ITU MASIH ADA

Ibu dan Bapak Yang terhormat, serta Saudara-saudara sekalian jukumullah khairul jazaa atas ihtiman, kerja keras dan pengorbanan.


Pemilihan Gubernur Lampung hanya salah satu episode perjalanan dakwah. Sesungguhnya perjalanan dakwah masih panjang sampai kelak Allah mentakdirkan berlakunya LIYUHIQQOL HAQQO WA YUBTHILAL BATHILA. Episode berikutnya telah menanti ; BANGKITLAH NEGERIKU, HARAPAN ITU MASIH ADA.


Tetap berjuang, sekali lagi terima kasih atas perjuangannya. Semoga Allah membalasnya berlipat ganda. Semoga kerjasama selama ini dapat berlanjut, dan silahturahmi terus terjalin.

Sabtu, Mei 10, 2008

Khusuk Menunaikan Ibadah dan Ziarah

SKH Radar Tanggamus, Sabtu, 10 Mei 08 - oleh : adyjin

Catatan Perjalanan Spiritual Akhmadi Sumaryanto (Bagian IV)
Khusuk Menunaikan Ibadah dan Ziarah
Berikut ini adalah perjalanan spiritual dari sang kandidat calon wakil gubernur Lampung, Ir. Akhmadi Sumaryanto (Yanto) yang baru saja menunaikan ibadah umrah.
Catatan perjalanan ini dirangkum dengan tema naratif dan disampaikan langsung oleh Akhmadi Sumaryanto yang ditulis Radar Tanggamus di sela-sela kesibukannya menghadiri berbagai undangan dan sosialisasi yang berkaitan dengan agenda pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung.

Laporan Andri Cahyadi, GISTING

SEBAGIAN besar mereka yang Umrah adalah, untuk menyempurnakan ibadah Haji yang pernah dilaksanakan. Karena pada waktu pelaksanaan ibadah Haji, merasa kurang sempurna, karena terbatasnya waktu.
Terlebih karena tempat yang berjubel lantaran musim Haji, sehingga sholat menjadi kurang khusuk, meskipun di kota Nabi.
Kemudian Thawaf tidak bisa di dekat Kabah. Syai tidak bisa tenang karena berdesakan, dan sebagainya. Maka banyak yang kemudian melakukan ibadah umrah,dengan harapan agar lebih khusuk dalam beribadah.
Meskipun ternyata, dalam beberapa hal juga tetap tidak tercapai. Ibu, Hj. Tasmini Saelan binti Syarif Mutaqqin, salah satu keinginanannya dalam umrah ini adalah, dapat melihat Hajar Aswad lebih dekat Hajar Aswad di Kabah Masjidil Haram.
Tidak usah mencium.hanya ingin melihat dari dekat saja. Tetapi sampai waktu pulang, keinginan ini tidak tercapai.
Meskipun bukan waktunya Haji dan sedang musim panas, jamaah yang thawaf tetap saja penuh di sekililing Kabah. Kami menduga kalau tengah malam sepi yang thawaf, ternyata tetap juga ramai.
Ibu sudah mencoba jam 2 dini hari ke Kabah untuk Thawaf, ternyata ramainya tetap juga sama. Pernah dicoba siang terik maahari, tetapi tetap juga sama. Jangan ditanya kalau bakda subuh, bada maghrib atau waktu duha.
Hampir semua tempat thawaf penuh sesak, apalagi di dekat Hajar Aswad, Rukun Yamani dan Hijr Ismail yang memang disunahkan untuk mencium, mengusap dan sholat sunah. Kalau tidak punya kekuatan ekstra, jangan berharap bisa melakukan sunah-sunah tersebut.
Memang ibadah hajidan umrah adalah ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik. Tetapi saya melihat banyak manula, dengan langkah tertatih dan pelan melaksnakan semua ibadah itu.
Dan, Subhanallah, bisa menyelesaikan semua itu, meski dengan waktu yang jauh lebih lama dari jmaah yang muda-muda.
Bahkan ada yang thawaf dan sya'i membawa kursi lipat yang digunakan untuk istirahat kalau lelah, jadi tongkat kalau berjalan, bahkan jadi tempat sholat. Tetapi yang muda-muda, melakukan ibadah ini dengan semangat, sya'i dengan berlari, thawaf dengan cepat, berdoa dengan keras.
Melihat yang ini, subhanallah, kalau semua umat Islam seperti mereka, maka fajar kemengan umat Islam semakin dekat, apalagi kalau jamaha Turki dan Iran, yang selain bersemangat, badan beasr dan kompak, pantas kalau mereka menang.
Nah, jamaah Indonesia , sudah kecil-kecil kurang semangat tidak bersatu dan tidak kompak lagi. Wah, kapan ya fajar kemenangan Indonesia ? Tapi, Bangkit Negeriku. Harapan itu masih ada!. (*)

Jumat, Mei 09, 2008

Ke Tanah Haramain

Catatan Perjalanan Spiritual Akhmadi Sumaryanto (Bagian III) Ke Tanah Haramain, Pentingnya Memahami Bahasa Asing
SKH Radar Tanggamus, Kamis, 08 Mei 08 - oleh : adyjin

Berikut ini adalah perjalan spiritual dari sang kandidat calon wakil gubernur Lampung, Ir. Akhmadi Sumaryanto (Yanto) yang baru saja menunaikan ibadah umrah.
Catatan perjalanan ini dirangkum dengan tema naratif dan disampaikan langsung oleh Akhmadi Sumaryanto yang ditulis Radar Tanggamus di sela-sela kesibukannya menghadiri berbagai undangan dan sosialisasi yang berkaitan dengan agenda pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung.

GISTING - SALAH satu yang menjadi problem ketika melakukan perjalanan ke luar negeri adalah bahasa. Kendala ini, mulai dirasakan ketika menginjakkan kaki di Bandara King Abdul Azis, Jeddah.
Petugas imigrasi yang ada di sana, hanya menggunakan bahsa isarat untuk memerintahkan kami maju satu persatu untuk mengeluarkan paspor. Untungnya tidak ada kendala, sehingga tidak perlu dialog dengan mereka.
Dan memang, dari roman muka mereka, tampak mereka begitu lelah, karena kedatangan kami sudah jam 23. 00 Waktu Arab Saudi.
Setelah menyelesaikan urusan imigrasi, kami dijemput oleh bus, dan ternyata PO bus tersebut bernama Al Ahmadi.
Tak pelak, teman-temanpun meledek saya, dan mengatakan bahwa bus tersebut adalah milik saya. Alhamdulillah, menaiki bus ini, kami tidak mengalami kendala bahasa karena supirnya berasal dari tanah Priangan.
Kendala yang kami alami, ketika kami masuk ke hotel tempat kami bermalam. Resepsionisnya orang Arab tulen, dan parternya orang India, dan sama-sama tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Meskipun tedapat guide dan pembimbing dari tour Labbaik, tetapi ada masanya harus berhubungan langsung dengan mereka. Untungnya bahasa isyarat masih bisa digunakan.
Problem muncul kembali ketika harus belanja ke pasar. Para pedagang umumnya menawarkan harga diatas haraga seharusnya.
Masalahnya, bagaimana cara menawarnya?. Biasanya mereka mengatakan halal kalau sudah cocok dan haram kalau belum boleh (ini tidak ada kaitannya dengan halal-haram dalam fikih).
Ada kejadian kami menawar dua pasang pakaian, setelah sekian lama kami menawar dan belum cocok, si pedagang menggerutu dalam bahasa Arab, sambil menunjukkan mimik muka marah.
Tapi, lagi-lagi, kami tidak paham apa maksudnya. Salah seorang teman nyeletuk, ini kayak ayam sama bebek, yang satu entah ngomong apa, yang lain entah apa yang dimaksud.
Kiat para pedagang menyiasati masalah bahasa ini beranega macam. Ada yang mematok dengan konsep satu harga, 5 SR atau 10 SR.
Ada juga yang menggunakan pengeras suara, dan ternyata yang sumber suara berasal dari tape recorder. Mereka telah terlebih dahulu merekamnya dalam berbagai bahasa unuk menawarkan dagangan mereka. Yang paling banyak adalah dengan bahasa Indonesia , Melayu, dan India.
Kenapa 3 bahasa ini?, bisa jadi mereka jago-jago belanja. Meskipun secara kasat mata yang paling banyak adalah orang Iran dan Turki.
Banyak pula pedagang kaki lima yang berasal dari Indonesia. Dan kadang-kadang aneh pula cara berdagangnya. Sebagian tidak membolehkan membuka kemasan, sehingga mungkin bisa dapat bagus atau kebalikannya.
Ada juga ketika ditawar tidak boleh, tetapi malah memberikan hadiah, sehingga jatuhnya lebih murah. Misalnya, satu kotak parfum dihargai 35 SR (Saudi Real), ditawar 3 kotak 100 SR tidak diberikan.
Maka belilah kami 2 kotak dengan harga 70 SR. Ketika sudah dibungkus si pedagang, saya diberi hadiah 1 kotak lagi.
Sehingga harga 3 kotak minyak wangi tersebut, tetap 70 SR. Aneh ya?. Ada juga pedagang yang galak, pembeli pertama boleh 3 ikat Siwak 10 SR, giliran saya tidak diperkenankan, dan mematok harga 5 SR untuk tiap ikatnya. (Andri Cahyadi)

Anak Muda Dijalan Dakwah dan Pendidikan, yang Peduli Lingkungan Hidup



Kamis, Mei 08, 2008

Nostalgia SMA Negeri 2 Tanjungkarang

Mas Yanto Buka-bukaan saat Masih di SMAN 2

Written by Administrator
Radar Lampung Online, Wednesday, 07 May 2008
Laporan/Editor: Senen

BANDARLAMPUNG – Bakal calon wakil gubernur (balonwagub) Lampung Ir. Akhmadi Sumaryanto kemarin melakukan reuni dengan gurunya di SMAN 2 Bandarlampung. Pada kesempatan itu, pria yang akrab disapa Mas Yanto ini buka-bukaan saat masih berstatus siswa di sekolah tersebut.
Menurut anggota DPRD Tanggamus ini, saat menjadi siswa sejak tahun 1979-1982, ia tidak terlalu dikenal di sekolah. Karena usianya masih remaja, kenakalan-kenakalan juga pernah dilakukan.
Tak heran saat menimba ilmu di sekolah tersebut, ia pernah dipukul oleh guru, nyontek dengan teman sekelasnya, berkelahi, serta melakukan demo terhadap pihak sekolah. ’’Rambut saya pernah dicukur di ruang kelas selama tiga jam karena panjang,” kenang Mas Yanto seraya diketawai dewan guru yang hadir di sekolah tersebut.
Pelajaran yang tidak disukai Mas Yanto saat itu adalah kimia, gurunya bernama Yati. Bahkan pernah saat gurunya menyampaikan pelajaran, Mas Yanto asyik membaca novel Kopingho. ’’Saya juga pernah mengukir prestasi sebagai juara sepak bola antarkelas,” terangnya.
Balonwagub yang diusung PAN-PKS ini juga menyampaikan niatnya melakukan kunjungan ke SMAN 2 kemarin. Selain sungkeman, katanya, juga mohon doa restu pada pencalonannya di pilgub mendatang.
Menurut Mas Yanto, pencalonannya ini merupakan amanah yang cukup berat. Atas dorongan dan dukungan berbagai pihak, amanah tersebut akan coba dilaksanakan.
Kehadiran Mas Yanto kemarin itu diterima Wakil Kepala SMAN 2 Bandarlampung Bidang Kurikulum Leni Marya Marsitoh. Sebagai guru Mas Yanto, pihak sekolah merasa senang dan bangga karena mantan siswanya berhasil berkarir. Sedikit banyak, dalam karir yang diraih itu ada sumbangsih guru-guru di SMAN 2.
Salah satu guru SMAN 2, Sukarman, secara moril mengatakan bahwa pihaknya akan mendukung pencalonan Mas Yanto dalam pilgub mendatang. Namun sebagai PNS (pegawai negeri sipil), guru di SMAN 2 akan bersikap netral. (*)

Catatan Perjalanan Spiritual Akhmadi Sumaryanto

SKH Radar Tanggamus, Kamis, 08 Mei 08 - oleh : adyjin

Perjalanan ke Baitullah, Bertemu Banyak Tokoh

Berikut ini adalah perjalan spiritual dari sang kandidat calon wakil gubernur Lampung, Ir. Akhmadi Sumaryanto (Yanto) yang baru saja menunaikan ibadah umrah.
Catatan perjalanan ini dirangkum dengan tema naratif dan disampaikan langsung oleh Akhmadi Sumaryanto yang ditulis Radar Tanggamus di sela-sela kesibukannya menghadiri berbagai undangan dan sosialisasi yang berkaitan dengan agenda pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung.

Laporan Andri Cahyadi, GISTING

TANPA disengaja, Perjalan Umrah ini berbarengan dengan jamaah Umrah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus yang dipimpin Sekkab Tanggamus, Drs. Syafiudin Muas, M.Pd.
Di dalam rombongan tersebut terdapat Kabag Hukum, Burdani, Ketua Fraksi PAN Rusli Shoheh, Sekretaris Komisi D DPRD Tanggamus Zulmar, dan juga sejumlah anggota DPRD lainnya,seperti Zulyai, Nasrullah dan Suwono.
Ketika kami sedang antri pemeriksaan paspor dan juga administrasi lainnya, datang rombongan dari tour dan travel lain.
Tidak dinyana dan diduga, ternyata didalamnya ada mantan Ketua MPR sekaligus tokoh Reformasi 98, Amin Rais. Setelah menyelesaikan tetek bengek administrasi yag alhamdulillah dapat diselesaikan dengan lancar dan tanpa hambatan.
Saya mencoba sempatkan diri mencari Pak Amin, tetapi karena saya harus mengantar ibunda mencari toilet, Pak Amin keburu dijemput rombongan berangkat ke Madinah. Satu kejutan, ketika saya sedang tilawah (Membaca Al Qur), saya pun mendengar suara orang tilawah di sebelah saya.
Dan subhanallah, ternyata yang tilawah tersebut adalah Pak Amin yang saya cari-cari tadi.
Terakhir ketika sedang mengantri untuk pulang, Pak Amin juga sedang mengantri pemeriksaan paspor dan atribut lainnya.
Dan ternyata, saya dan Pak Amin satu pesawat dari sejak berangkat, hingga kepulangan kami.Waktu sedang Sa'I, saya juga agak terheran-heran ketika beberapa orang Indonesia mendatangi seseorang.
Saya yang bukan penggemar sinetron rupanya tidak dapat mengenali orang tersebut, yang ternyata pesohor Indonesia, yaitu Syahrul Gunawan, Santi dan juga Didin Bagito. Dikesempatan lain ternyata ada Ketua Golkar Lampung M. Alzier Dianis Thabrani sedang di Makkah juga, bahkan hotel kami bersebelahan, yang makanannya dari perusahaan katering yang sama. Bisa jadi ada tokoh lain yang sedang berziarah ke tanah Haramain. (*)

DEKLARASI PASANGAN ZULKIFLI ANWAR-AKHMADI SUMARYANTO


Cermin Pemimpin, Menuju Lampung Baru
SKH Radar Tanggamus, Senin, 05 Mei 08 - oleh : adyjin

BANDARLAMPUNG – Pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur (balongub-balonwagub) Lampung Zulkifli Anwar-Akhmadi Sumaryanto (Zul-Yanto) menyampaikan permohonan doa dan restu kepada masyarakat Lampung, kader, serta simpatisan PAN--PKS untuk dapat diberi kesempatan memimpin Bumi Ruwa Jurai periode 2009-2014.
Pernyataan tersebut disampaikan Zulkifli Anwar didampingi Akhmadi Sumaryanto dihadapan massa yang hadir dalam deklarasi tersebut di depan halaman Stadion Sumpah Pemuda, kemarin.
Ada sejumlah pernyataan yang disampaikan pasangan tersebut dalam orasinya. Satu diantaranya, mereka berjanji komitmen untuk membawa Lampung menuju keadilan dan kesejahteraan yang telah lama diharapakan.
"Insya Allah atas dukungan masyarakat Lampung, kemenangan akan kita raih bersama. di Jawa Barat, Sumatera Utara, koalisi PKS-PAN berhasil meraih suara signifikan, mudah-mudahan dengan tekat dan harapan besar nanti Pilgub Lampung, akan kita menangkan," papar Zul seraya menegaskan dirinya bersama Yanto dalam mencalonkan diri karena ingin menjadi khalifah yang diberkati Allah Swt.
"Kami ingin membawa provinsi ini menuju kebaikan, bukan kepada keburukan,” imbuh bupati Lampung Selatan itu.
Cawagub Akhmadi Sumaryanto (Yanto) juga berharap, masyarakat Lampung bukan saja memperhatikan, tapi mengingatkan langkahnya dalam memimpin provinsi ini kelak jika terpilih. Tanpa sungkang-sungkan ia pun ssecara terbuka meminta masyarakat terus menegurnya jika langkahnya keluar dari komitmen dan harapan rakyat.
"Tegur saja kami jika keluar dari komitmen itu. Ingatkan kami jika melakukan kesalahan atau keluar dari komitmen serta koridor hukum,” pinta pria yang kini masih duduk sebagai anggota DPRD Tanggamus itu.
Sebelum pasangan tersebut melakukan orasi politik, dihadapan ribuan masa yang datang, Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir yang hadir bersama Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan dan sejumlah pengurus DPP lainnya juga berkesempatan membeberkan beberapa poin penting mengapa pihaknya bersama PKS, merekomendasi pasangan ini.
"Zul adalah calon pemimpin Lampung yang memiliki track record dan kemampuan yang dapat diandalkan. Sementara Akhmadi Sumaryanto adalaha kader PKS yang dikenal peduli dan terbukti bekerja untuk masyarakat. Sikap toleransi, bijak, dan mementingkan masyakat adalah bukti konkrit bahwa ia patut dan pantas mendampingi pemimipin Zulkufli Anwar," papar Sutrisno disambut aplus yang mengema di halaman terbuka itu.
Ia menegaskan, Lampung adalah provinsi dengan kedudukan dan letak yang sangat strategis.
Maka Lampung butuh pemimpin yang memiliki track record sekaligus bukti dapat membawa provinsi ini maju dan lebih berkembang.
"PAN--PKS memilih pasangan ini karena keduanya memiliki kemampuan yang dapat memimpin Lampung. Kami tidak risau dengan prediksi dari berbagai kalangan. Di beberapa daerah telah membuktikan bahwa pasangan yang dipilih oleh koalisi ini menang dan mampu bekerja untuk rakyat," papar Sutrisno Bachir optimistis bahwa Pemilu Gubernur (Pilgub) Lampung yang dijadwalkan 3 September mendatang, kemenangan akan diraih.
Soetrisno juga meminta seluruh kader dan simpatisan PAN-PKS tidak pesimistis karena melihat hasil polling yang dilakukan sejumlah pihak terhadap popularitas pasangan Zul-Yanto.
’’Kalau memang dalam polling Zul-Yanto menempati urutan terbawah, kita semua tidak perlu khawatir. Hal itu pernah terjadi pada pasangan HADE di Jawa Barat, tapi malah mereka yang menang,” ujar ketua parpol yang dekat dengan kalangan artis ini.
Karena itu, terusnya, seluruh kader dan simpatisan PAN-PKS serta tim sukses harus bekerja keras menuju tujuan utama, yakni memenangkan pasangan Zul-Yanto pada Pilgub 3 September 2008 mendatang. ’’Perlu diingat, kita jangan mau diadu domba oleh partai politik (parpol) dan calon lainnya. Karena, PAN-PKS bukanlah partai yang senang berkonflik. Kita semua berharap kemenangan pasangan ini bisa membawa Lampung keluar dari provinsi yang masih berkategori termiskin ini,” tuturnya.
Sementara, Ketua DPP PKS Habib Abu Bakar Al-Habsyi mewakili Presiden PKS Tifatul Sembiring menegaskan bahwa keterpaduan pasangan Zul-Yanto bisa mengantarkan kesejahteraan masyarakat Lampung. Zul-Yanto dihadirkan untuk membawa Lampung menuju lebih baik dari sebelumnya.
’’Karena itu, mari kita antarkan pasangan yang tidak memiliki perseteruan ini menuju kemenangan di pilgub dan bisa meraih 40 persen perolehan suara. Hidup Bang Zul, hidup Mas Yanto,” seru Habib Abu Bakar.
Baik Soetrisno Bachir maupun Habib sebelum mengakhiri orasinya mengajak agar seluruh kader dan simpatisan PAN-PKS yang memadati PKOR Wayhalim kemarin bersama-sama menyerukan yel-yel Zul-Yanto Sukses, Zul-Yanto Menang, Zul-Yanto Milik Kita Semua.
Pantauan di lokasi, deklarasi pasangan Zul-Yanto berlangsung meriah dan semarak dengan berkibarnya bendera PAN-PKS dan spanduk tim suksesnya. Tidak hanya itu, kader dan simpatisan juga dihibur penampilan Adi ’’KDI’’, Smile, Happy Salma, Silviana Herman, dan Verry.
Di pengujung acara deklarasi, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPW PKS Lampung Vittorio Dwison dan Ketua Panitia Deklarasi Pasangan Zul-Yanto Fikri Yasin membacakan ikrar kebulatan tekad pasangan Zul-Yanto.
’’Kami bertekad dan berjuang bersama masyarakat melalui Pilgub Lampung untuk memenangkan pasangan yang kami usung. Proses pilgub sebagai proses kepemimpinan politik dan membangun segenap kekuatan untuk menjadikan Zul-Yanto sebagai gubernur dan wakil gubernur Lampung dengan merangkul semua pihak,” kata Dwison dan Fikri berbarengan.
Dari DPP PKS, selain Habib, hadir fungsionaris lainnya seperti K.H. Abdul Hakim dan Al Muzzamil Yusuf, serta Korwil PKS Lampung Zahfan Badri. Sementara dari DPW hampir seluruh pengurus hadir, yang langsung dipimpin Ketua DPW PKS Lampung Ahmad Jajuli. (M. Syaiful Amri)

Sabtu, Mei 03, 2008

Anak Guru

Akhmadi, Lahir dan Besar dari Keluarga Sederhana

SKH Radar Tanggamus, Senin, 14 April 08 - oleh : adyjin

Siapa yang menyangka, jika calon wakil Gubernur (wagub) yang berpasangan dengan calon Gubernur (cagub) Hi. Zulkifli Anwar yaitu Ir.Akhmadi Sumaryanto, ketika kecil adalah seorang pengembala kambing dan sapi.
Bahkan, kader PKS yang masih aktif sebagai anggota DPRD Kabupaten Tanggamus ini, menggembalakan 12 ekor kambing sekaligus. Sedangkan seekor sapi yag mereka miliki terpaksa dijual oleh orang tuanya, karena menanduk dirinya saat tengah menggembalakannya. Selain mengembalakan kambing, Akhmadi kecil juga pernah nekat berjualan balon tiup dan juga es lilin, meskipun dilarang oleh kedua orang tuannya, yang ketika itu berprofesi sebagai Guru SD di Kecamatan Gisting.
Kedatangan keluarga Akhmadi ke Gisting, pada tahun 1962 dipenuhi dengan suka duka. Ayahnya (alm) Hi. Saelan dan Ibunya, Hj. Tasmini bukan merupakan orang berada.
“Ketika pertama kali merantau ke Lampung ini, sesampainya di Kecamatan Pringsewu kami sempat kehabisan ongkos,” kata Akhmadi. Saat itu, lanjutnya, dikocek orang tuanya hanya tersisa uang Rp5, meskipun haus tidak tertahan, tidak ada yang berani beli es dengan alasan takut uangnya tidak cukup untuk ongkos ke Gisting.
Sesampainya di Lampung, ibunya yang terlebih dahulu menjadi PNS mulai mengabdikan diri, sebagai pengajar di SDN 2 Gisting. Ada kisah yang cukup menarik yaitu saat ayahnya mulai juga menjadi PNS sebagai guru SD. “Bapak membawa ijazah ke Pemda Propinsi, dan pulangnya sudah membawa SK sebagai PNS untuk mengajar di SDN 3 Gisting,” tabahnya.
Bagi Akhmadi, sosok ayahnya merupakan guru kehidupan baginya. Baik guru politik, maupun guru dalam bidang sosial kemasyarakatan.
“Bapak merupakan guru bagi saya untuk hidup sederhana dan apa adanya,” imbuhnya. Kesederhanaan yang ditanamkan oleh orang tuannya, bukan sekedar karena penghasilan orang tuanya yang cukup minim pada saat itu, tapi benar-benar hidup dengan pola sederhana karena gaji orang tuanya pada saat itu tidak mencukupi untuk biaya hidup selama satu bulan. Saat itu, profesi PNS jauh kalah bergengsi dengan para petani kopi. Waktu Akhmadi masih duduk di bangku SD, teman sebayanya yang merupakan anak petani kopi kerap membawa uang jajan yang amatbesar, sementara dirinya baru menikmati uang jajan ketika kelas 2 SMP, itupun hanya jika ada pelajaran olah raga, karena jarak lapangan cukup jauh dari sekolah.
Hal-hal seperti itu membuat dirinya merasa dekat dengan masyarakat kecil yang hidup serba kekurangan.
“Saya pernah menjadi petani dan pernah merasakan betapa sulitnya menjadi petani,” kenangnya. Seperti saat hari raya Idul Fitri, Akhmadi terpaksa menjaga burung agar tidak makan padi milik orang tuanya yang hampir panen. Hal-hal seperti itu merupakan romantisme, yang menjadi bekal hidup berarti.
Disinggung tentang pengalaman politik, Akhmadi menuturkan bahwa pengalaman politiknya dimulai dari tahun 1973. Saat itu, dirinya terkesan dengan sebuah gambar kampanye PPP dari koran Pelita milik orang tuannya.
“Saat itu, saya mulai tertarik dengan politik, saya mulai bertanya kepada orangtua saya mengenai partai politik,” imbuhnya. Tetapi beberapa saat kemudian, dirinya mulai menjauhi politik dan tidak tertarik sama sekali dengan politik lantaran ayahnya dijebloskan ke penjara selama 78 hari karena dituduh menjadi simpatisan PPP dan dianggap anti pemerintahan
“Saya mulai berfikir bahwa di politik itu banyak resiko-resiko yang cukup membahyakan,” lanjutnya.
Kembalinya Akhmadi ke kancah politik, karena desakan dari kawan-kawannya saat di bagku Unila.
“Saat itu, saya sedang rapat sebagai kepala sekolah, dan saya di telpon oleh Abdul Hakim (saat ini anggota DPR RI, red) dan dipaksa untuk jadi ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS),” terangnya.
Sejak saat itu, dirinya berkecimpung di dunia politik, bahkan menjadi anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera. “Jika bukan karena dorongan dari kawan-kawan dan keinginan untuk memperbaiki masyarakat ini, saya lebih nyaman jadi guru lagi, meskipun guru honor murni,” ujarnya. Termasuk pula ketika dirinya ramai dicalonkan dalam pilgub mendatang sebagai cawagub. Akhmadi mengungkapkan bahwa hal tersebut bukan merupakan keinginannya, melainkan pilihan dari teman-temannya. “Saya diamanahi oleh PKS untuk mendampingi Bang Zul sebagai wakil Gubernur, maka tidak ada pilihan lain kecuali menerimanya dan mengerjakannya dengan kesungguhan, karena pada prinsipnya jika diberi amanah harus dipegang dengan kukuh,” pungkasnya. (*)

AKHMADI - WATALA Gelar Diskusi

Akhmadi--Watala Gelar Diskusi

SKH Radar Tanggamus, Jumat, 11 April 08 - oleh : adyjin

KOTAAGUNG - Kerusakan hutan, hingga kini sulit diatasi, terlebih belum ada formula yang tepat untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi. Untuk itu, saran, kritik dari kalangan LSM yang concern terhadap perlindungan lingkungan diharapkan menjadi satu solusi yang dihadapi di hampir seluruh wilayah di Provinsisi Lampung.
Demikian diutarakan calon wakil gubernur Lampung Ir. Akhmadi Sumaryanto, kepada harian ini kemarin.
"Kami melakukan diskusi kemarin yang cukup panjang dengan kalangan LSM di kantor Watala Bandarlampung. Banyak poin penting yang didapat. Setidaknya satu harapan dari poin-poin tersebut dapat menjadikan mayarakat semakin harmonis dengan alam," papar kader PKS itu.
Selain melakukan diskusi tentang lingkungan hidup, dalam kesempatan tersebut juga dibahas permasalahan kesehatan masyarakat.
"Kita cukup prihatin dengan banyaknya kasus gizi buruk, juga pelayanan kesehatan bagi orang miskin yang masih perlu mendapatkan peningkatan," paparnya.
Hasil diskusi, imbuh Akhmadi menjadi masukan bagi pemerintah agar penangannya lebih serius.
Setelah melakukan diskkusi, Akhmadi menyempatkan diri untuk menghadiri undangan masyaraktan Pekon Panjerejo Kecamatan Gadingrejo dalam rangka peringatan Maulid Nabi di masjid Al Mustaqiem.
Dalam kesempatan tersebut, Akhmadi mengajak masyarakat, terutama kaum muslimin untuk menteladani segala aspek tentang Rasulullah SAW, yang menurutnya adalah tauladan utama.
"Segala aspek yang ada pada Rasulullah Saw., adalah hikmah yang sangat patut untuk kita ikuti," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, tampak hadir sejumlah tokoh masyarakat, antara lain Hi. Harno Rosyadi, S.E., dan Hi. Samingan.(Andri Cahyadi)

Respon Masyarakat

Pencalonan Akhmadi sebagai Wagup Direspon Positif Masyarakat

SKH Radar Tanggamus, Sabtu, 29 Maret 08 - oleh : adyjin

KOTAAGUNG - Dicalonkannya Ir. Akhmadi Sumaryanto oleh DPP PKS sebagai calon wakil Gubernur Lampung mendampingi, Hi. Zulkifli Anwar, mendapat respon positif banyak kalangan. Akhmadi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS di DPRD Tanggamus dikenal sebagai sosok yang tegas, lugas, visioner, namun tetap bersahaja.
“Beliau memang pantas untuk meju pada Pilgub nanti. Karena saya yakin beliau memang memiliki kapasitas kepemimpinan yang cukup memadai untuk turut memajukan Lampung,” terang Yani, salah seorang warga Gisting kepada Koran ini, kemarin.
Selain itu, menurutnya, perpaduan antara Ir. Akhmadi dan Bang Zul (Zulkifli Anwar, red) merupakan perpaduan yang ideal, karena keduanya dapat saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
“Kalau dipadukan dua kekuatan ini, maka yang terjadi adalah kekuatan yang luar biasa untuk pengembangan Lampung kedepan,” lanjutnya.
Sementara itu, sejumlah masyarakat lainya juga telah merespon munculnya Akhmadi sebagai calon wakil Gubernur. “Sebagai orang Tanggamus, kami cukup bangga ada putra daerah Tanggamus yang turut melaju dalam perhelatan pemilihan gubernur mendatang,” ungkap Kartini, salah seorang warga Gisting lainnya. “Dan sudah menjadi kewajiban kami untuk memenangkannya,” tambahnya.
Selain datangnya sejumlah dukungan, undangan dari masyarakatpun mulai mengalir kepada pigur bakal calon wagub ini. Kemarin malam (27/3), Ir. Ahmadi Sumaryanto mendapatkan undangan mengisi pengajian peringatan Maulid Nabi di Masjid Al Manar, Dusun Waynabang, Pekon Terbaya, Kotaagung. Kemudian pada Jumat siang (28/3) Akhmadi Sumaryanto juga berkesempatan mengisi pengajian peringatan Maulid Nabi di Masjid Al-Hidayah Dusun Tengos, Pekon Sanggi, Kecamatan Bandarnegeri Semoung. Peringatan Maulid Nabi ini diselenggaraka oleh PAC Muslimat NU Kecamatan Bandarnegeri Semoung.
Dalam ceramah agama yang disampaikannya, Akhamdi mengajak kepada masyarakat untuk terus mentauladani akhlak Nabi Muhammad yang memang sempurna. Selain diisi ceramah agama, pada kesempatan tersebut juga dibagikan hadiah bagi para pemenang perlombaan dalam rangka menyemarakkan Maulid Nabi di pekon tersebut. Lomba yang digelar antara lain, lomba Mawalan, hafalan Surat Yasin dan Surat Waqi’ah. (Andri Cahyadi)

Minggu, April 20, 2008

PENYAKIT HATI

Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sehat dan sakit.

Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh. Allah berfirman, artinya:

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya." (Al-An'am : 122)

Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sehat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi'at dasarnya ia pasti menghindar, membenci dan tidak akan menolehnya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membedakan yang baik dan yang buruk.

Dua Bentuk Penyakit Hati

Penyakit hati itu ada dua macam: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur'an. Allah berfirman, artinya : "Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. " (Al-Ahzab:32). Ini yang disebut penyakit syahwat.

Allah juga berfirman, artinya : "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya..." (Al-Baqarah : 10)
Allah juga berfirman, artinya : "Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)

Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.

Seringkali penyakit hati bertambah parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan enggan mengetahui cara penyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit tersebut. Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka-luka dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan-keyakinannya yang batil. "Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati." *). Terkadang ia juga merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup mencicipi dan menahan pahitnya obat. Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit dirinya menelan obat. Karena obatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang paling berat bagi jiwanya. Namun baginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari obat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian tekadnya mengendor dan bisa meneruskannya lagi. Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Sebagai halnya orang yang memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman. Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman. Ia membutuhkan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya mengendor, ia akan balik mundur dan tidak mampu menahan kesulitan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut sendirian.

Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Obat

Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan-makanan yang bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan-makanan yang tak sehat bagi hatinya. Berpaling dari obat yang berguna, menggantinya dengan obat yang berbahaya. Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah makanan iman. Obat yang paling manjur adalah Al-Qur'an masing-masing memiliki gizi dan obat. Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al-kitab dan As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat.
Sesungguhnya Allah berfirman : "Katakanlah: "Al-qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh." (Fushshilat : 44)

Al-qur'an adalah obat sempurna untuk segala penyakit tubuh dan hati, segala penyakit dunia dan akherat. Namun tak sembarangan orang mahir menggunakan Al-qur'an sebagai obat. Kalau si sakit mahir menggunakannya sebagai obat, ia letakkan pada bagian yang sakit, dengan penuh pembenaran, keimanan dan penerimaan, disertai dengan keyakinan yang kuat dan memenuhi syarat-syaratnya. Tak akan ada penyakit yang membandel. Bagaimana mungkin penyakit itu akan menentang firman Rabb langit dan bumi; yang apabila turun di atas gunung, gunung itu akan hancur, dan bila turun di bumi, bumi itu akan terbelah? Segala penyakit jasmani dan rohani, pasti terdapat dalam Al-qur'an cara memperoleh obatnya, sebab-sebab timbulnya dan cara penanggulangannya. Tentu bagi orang yang diberi kemampuan mamahami kitab-Nya.

Cinta dan Sayang Rasulullah kepada Ummatnya

Suatu pagi, Rasulullah SAW dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barangsiapa mencintai sunnahku berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar, dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman bin Affan menghela napas panjang. Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tetapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?", tanyanya. Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?". "Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," sabda Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tetapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tetapi hal itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Jibril.

"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?". "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik, tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini", lirih Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?", tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. " Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum (peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu)."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?". Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya ?. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. (jos)

Dalam Rengkuhan Al Qur'an

Abu Talhah, suami Ummu Sulaim, suatu hari membaca Al-Qur'an. Ketika sampai pada surat At-Taubah ayat ke-41 yang berbunyi "infiruu khifafawwatsiqaala" (berangkatlah kamu sekalian dalam keadaan merasa ringan ataupun berat), ia menghentikan bacaannya dan berkata, "Aku tidak berpendapat selain Allah SWT. memerintahkan berangkat ke medan perang baik orang muda maupun sudah tua." Saat itu Abu Thalhah sudah berusia lanjut dan punya anak-anak berusia muda.

"Wahai anak-anakku, tolong siapkan segala perlengkapan perangku!" perintah Abu Thalhah. Mendengar perintah yang serius itu, anak-anak Abu Thalhah yang juga singa-singa Allah itu tersentak. Mereka menilai ayahnya terlalu tua untuk turut berperang. Mereka mencoba menahannya. "Ayah, engkau telah berperang bersama Rasulullah SAW. hingga beliau wafat. Engkau juga turut seta berjihad bersama khalifah Abu Bakar sampai beliau dipanggil Allah SWT. Dan engkau pun tak pernah ketinggalan dalam menegakkan kalimatullah bersama Umar bin Khattab sampai beliau pun meninggalkan kita. Oleh karena itu, sekarang cukuplah kami yang terjun ke medan jihad itu."

Tak terlihat perubahan sikap pada diri Abu Thalhah. Bahkan selanjutnya dia berkata, "Wahai anak-anakku, tolong siapkan perlengkapan perangku. Tidakkah kalian tahu bahwa Allah telah memanggil kita yang muda maupun yang tua dengan firmannya "infiruu khifafaw watsqaalaa'."

Akhirnya, Abu Thalhah pun berangkat. Pertempuran yang ia terjuni kali ini pertempuran laut. Dan beliau mendapat kemuliaan syahadah (mati syahid) di tengah lautan. Setelah perjalanan satu pekan di laut, baru kawan-kawannya menemukan dataran untuk mengebumikan jasad asyahid. Yang luar biasa, sampai saat dikebumikan, tubuhnya tak berubah sedikitpun.

Itulah sosok mu'min yang telah menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan hidupnya. Jiwanya, pikirannya, dan seluruh tubuhnya telah benar-benar "dirasuki" kalam ilahi. Orang seperti Abu Thalhah telah menjadi manusia yang hidup di "alam lain". Ia tak lagi terbelenggu dengan jerat-jerat dunia. Ia telah menjadi manusia yang melayang-layang ke angkasa keimanan sehingga selalu siap menerima segalah titah dari Khaliqnya.

Seperti itu pulalah yang dirasakan Asy-Syahid Sayyid Quthb dalam interaksinya dengan Al-Qur'an. Sayyid Quthb, seperti ungkapannya yang dituangkan dalam mukadimah Fii Dzilaalil Qur'an, merasakan hidup di bawah naungan Al-Qur'an benar-benar penuh kenikmatan, keteduhan, kelapangan jiwa serta kemuliaan yang tiada taranya. Ia merasa diangkat oleh Al-Qur'an sedemikian tinggi di atas segala daya tarik dunia dan propaganda-propaganda murahannya. Ia telah diangkat sedemikian tinggi sehingga dapat melihat kedegilan orang-orang yang ingkar kepada Penciptanya. Ia melihat mereka bagaikan orang dewasa yang sedang memperhatikan bocah-bocah ingusan yang sedang bermain-main dengan lumpur. Jika itu yang dirasakan al-ustadz Sayyid Quthb, amat wajarlah jika ia lebih menyukai kematian mulia, syahadah, ketimbang harus menjadi budak penguasa yang zhalim.

Dalam perjalanan sejarahnya, Al-Qur'an berhasil menghidupkan umat-umat yang "mati". Betapa banyak manusia yang berhati sekeras batu, bengis, dan tak berperikemanusiaan, tiba-tiba menjadi manusia yang gampang mengucurkan air mata di hadapan Penciptanya dan menjadi penegak keadilan yang tangguh. Luar biasa memang Al-Qur'an. Maha Besar Allah yang berfirman: "Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami." (QS. Asy-Suura (42) : 52)

Ya, kita juga sekarang bukan tidak pernah membaca Al-Qur'an, namun sudahkah Al-Qur'an benar-benar menjadi ruh bagi kehidupan kita? Sudahkah kita merasa benar-benar diangkat oleh Al-Qur'an sampai ke derajat yang tidak dapat dijangkau oleh manusia biasa? Sudahkah kita terhindar dari rantai-rantai dunia yang membelenggu kita?

MENYIKAPI AL-QUR'AN

Agaknya kita perlu kembali memahami kewajiban kita terhadap Al-Qur'an. Kewajiban-kewajiban itu adalah :

1. TILAWAH

Tilawah (membaca) Al-Qur'an wajib hukumnya. Firman Allah SWT: "Dan bacalah Al-Qur'an secara tartil" (QS. 73:4). Tartil artinya membaca Al-Qur'an dengan tenang (tidak terburu-buru) dan dengan membaca huruf-hurufnya secara jelas. Rasulullah SAW pun bersabda : "Bacalah oleh kalian Al-Qur'an karena ia akan menjadi syafa'at bagi para pembacanya di hari Kiamat." (HR. Muslim, hadits No. 989, hal 414)

Beliau juga memberikan perbandingan antara orang yang rajin membaca Al-Qur'an dengan Muslim yang tidak membaca Al-Qur'an: "Perumpamaan orang mu'min yang membaca Al-Qur'an bagaikan buah utrujjah (sejenis jeruk). Harum baunya, rasanya juga manis. Perumpamaan orang mu'min yang tidak membaca Al-Qur'an bagaikan buah korma. Rasanya manis, tapi tidak berbau harum. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an bagaikan buah raihanah. Baunya harum, tapi rasanya pahit. Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qu'an bagaikan buah handzolah. Baunya busuk, rasanya pun pahit." (Muttagaq 'alaih, hadits No. 993, hal 415).

Fadlilah (keutamaan) membaca Al-Qur'an pun luar biasa. Rasulullah SAW. menjanjikan pahala yang luar biasa dari Allah SAW. Sabdanya: "Barangsiapa yang membaca satu huruf Al-Qur'an, maka dia mendapat satu kebaikan, dan satu kebagikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan aliif laam mim satu huruf, melainkan alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi, hadits No. 997, hal. 416)

Sabdanya pula: "Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir (fasih dan tidak melakukan kesalahan dalam waqaf, dsb.) bersama malaikat yang selalu taat. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan merasa berat mendapat dua pahala." (Muttafaq 'alaih, hadits No. 992, hal. 415).

Memahami hal itu, tak mengherankan jika para sahabat dalam kesehariannya tidak pernah lupa membaca Al-Qur'an. Semangat mereka dalam membaca Al-Qur'an disamping ibadah ibadah yang lainnya begitu hebat. Sampai-sampai seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Amer bin Al-'Ash pernah punya kebiasaan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam sehari. Namun hal itu tidak direstui oleh Rasulullah SAW. Beliau memerintahkan agar Abdullah menyelesaikannya dalam satu bulan.

Abdullah berkata, "Ya Rasulullah, aku masih sanggup melakukan yang lebih dari itu." Rasulullah menjawab, " Selesaikanlah dalam dua puluh hari." Abdullah masih minta tambah, "Saya masih bisa menyelesaikanya lebih cepat."

"Selesaikanlah dalam sepuluh hari!" kata Rasulullah SAW. Selanjutnya sampai akhirnya Rasulullah menegaskan, "Selesaikanlah baca Al-Qur'an dalam sepekan dan jangan kurang dari dari itu."

Memang sudah saatnya kita menggulirkan syi'ar "Tiada Hari Tanpa Al-Qur'an". Tidak sedikit Muslimah yang merasa rugi karena satu hari terlewat tanpa baca koran, namun tidak demikian halnya ketika berhari-hari tidak "bersentuhan" dengan Al-Qur'an.

2. TADABBUR

Perlu diingat, Al-Qur'an dibaca bukanlah semata-mata dikejar pahala bacaannya saja. Al-Qur'an hanyalah akan menjadi ruh bagi pembacanya bila disertai dengan tadabbur. Allah berfirman: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai akal mendapat pelajaran." (QS. 38: 29)

Firman-Nya pula: "Maka, apakah mereka tidak mentabburi Al-Qur'an? Kalau Sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentunya mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. 4:82)

Tadabbur adalah upaya menghayati dan memahamikandungan Al-Qur'an. Untuk mentadabburi Al-Qur'an ada beberapa langkah yang harus ditempuh.

Pertama, sebelum mulai membaca Al-Qur'an, bertanyalah di dalam hati: "Apakah jiwa saya bersama Allah ataukah bersama yang lainnya?" Sebab, buila jiwa sedang dikuasai oleh masalah-masalah duniawi, sulit rasanya seseorang menjalin hubungan yang mesra dengan Allah SWT. Kalau jalinan in tidak ada mustahil akan terjadi kontak batin antara dia dnegan Al-Qur'an. Dengan demikian Al-Qur'an baginya hanya merupakan sendandung angin lalu yang tidak meninggalkan bekas 'atsar' sedikitpun dalam dirinya.

Allah menegaskan bahwa seseorang tidak mungkin memiliki keterpautan hati kepada dua hal yang kontradiktif. Firmannya: "Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya." (QS. 33:4)

Kedua, memperhatikan, merenungkan, serta menghayati setiap ungkapan Al-Qur'an yang dibaca. Memang, bila tidak memahai bahasa Arab akan sulit rasanya untuk menghayati ayat Al-Qur'an secara langsung. Namun, tidak adanya penguasaan bahasa Arab janganlah dijadikan penghalang utnuk melakukan tadabbur Al-Qur'an.

Bukankah kita bisa menggunakan terjemahan, misalnya. Ya, habis bagaimana lagi. Kenyataannya tidak cukup banyak Muslim/Muslimah yang menguasai bahasa Al-Qur'an. Lalu, tidak berhakkah mereka menikmati isi Kitabullah ini? Tentu saja kita termasuk kategori in, karena itu kita harus mencari bimbingan dari orang-orang yang berkompentensi dalam bidang tersebut agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam memahami Al-Qur'an ini.

Ketiga, hendaklah kita membaca Al-Qur'an dengan diliputi perasaan bahwa kitalah yang sedang diajak berbicara doleh Allah SWT. Dengan demikian, kita akan benar-benar memasang telinga dan hati untuk menerima segala titah-Nya.

Keempat, memasang akal dan pikiran untuk menangkap isyarat-isyarat yang bersifat kauniyah. Al-qur'an kitab ilmu pengatahuan, Tapi, bukan berarti bahwa segala macam rumus matematika, kimia, ataupun fisika termuat dalam Al-Qur'an. Bukan, Melainkan Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan dan perangsang tumbuhnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tanpa persiapan akal, kita tidak akan dapat mengambil manfaat ayat-ayat yang berbunyai "afala ta'qilum" (apakah kalian menggunakan akal?) dan sejenisnya.

3. MENGHAFAL

Menghafal Al-Qur'an sangat dianjurkan. Bahkan Rasulullan SAW. Mengatakan : "Barangsiapa yang di dalam rongga tubuhnya tidak ada sedikitpun Al-Qur'an, tak ubahnya bagaikan rumah yang bobrok." (HR. At-Tirmidzi, hadits No. 998, hal. 17)

Yang dimaksud dengan tidak ada Al-Qur'an sedikitpun dalam rongga tubuhnya adalah orang yuang tidak memiliki hafalan Al-Qur'an sedikitpun. Ya, paling tidak untuk bekal dia ketika shalat. Insya Allah, jika ketiga hal itu tilawah, tadabbur, dan menghafal Al-Qur'an sudah kita laksanakan, kita akan dapat melaksanakan Al-Qur'an dengan"bashiran", dan penuh kesadaran sehingga kita benar-benar selalu hidup dalam suasana Qur'ani.

Hal lain yang perlu kita ingat, bahwa orang-orang kafir akan selalu bekerja keras untuk menjauhkan umat Islam dari Al-Qur'an dengan tujuan dapat menghancurkan Islam dan mengusasai umatnyu. Sehingga, jangan heran kalau ada pihak-pihak tertentu yang merasa misinya terhambat gara-gara merebaknya belajar membaca Al-Qur'an dengan metode membaca Al-Qur'an Iqra.

PERSYARATAN MASUK SURGA

Salah satu janji Allah bagi orang yang berpuasa adalah surga. Ini termaktub dalam hadits Rasulullah : Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhon dengan penuh keimanan dan mengharap ridho Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Akan tetapi tentunya tidak mudah untuk meraih syurga Allah yang mulia tersebut. Harus ada usaha yang maksimal untuk meraihnya.

Dalam kehidupan akhirat yang kita yakini adanya, kita pasti menginginkan memperoleh kehidupan yang bahagia dengan masuk ke dalam surga. Karenanya kita selalu berdo’a agar memperoleh kebahagiaan di akhirat itu disamping kebahagiaan di dunia sekarang ini. Bahkan Nabi Ibrahim AS juga berdo’a agar dimasukkan ke dalam surga, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya: (Ibrahim berdo’a): Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shaleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan (26:83-85).

Kalau kita boleh mengupamakan surga seperti sebuah negara yang akan kita kunjungi, maka untuk bisa masuk ke negara itu tentu ada persyaratan yang harus kita penuhi seperti paspor, visa, uang dll. Perbandingan ini tidaklah tepat betul, karena tidak akan ada penghuni surga yang menjadi pendatang gelap sebagaimana banyak pendatang gelap yang memasuki suatu negeri. Terlepas dari soal itu, demikian pula halnya dengan masuk surga yang persyaratannya harus kita penuhi. Dari banyak hal yang harus dimiliki dan dilakukan oleh seorang muslim untuk masuk surga, di dalam Al-Qur’an dapat kita simpulkan persyaratan yang harus kita penuhi. Semua persyaratan itu harus kita penuhi dalam kehidupan kita sekarang, di dunia ini. Semakin lengkap tentu semakin baik. Karena itu, kita tidak boleh menunggu usia mencapai tua untuk bisa memenuhinya, apalagi belum tentu kita bisa mencapai usia, karena sudah terbukti tidak orang yang mati dalam usia masih muda.

IMAN DAN AMAL SHALEH

Iman dan amal shaleh merupakan sesuatu yang harus melekat dalam kepribadian kita. Iman harus kita buktikan dengan amal shaleh dan amal shalehpun harus didasari pada iman. Karena itu, antara iman dengan amal shaleh sering diumpakan seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dan tidak boleh dipisah-pisah, gambar uang harus ada pada dua sisinya. Uang tidak akan bisa dijadikan sebagai alat pembayaran apabila gambarnya hanya sebelah. Karena itu, tidak setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah diakui keimanannya, Allah berfirman yang artinya :

Diantara manusia, ada orang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman (QS 2:8).

Manakala seseorang telah beriman dan beramal shaleh yang sebanyak-banyaknya, maka jaminan dari Allah Swt baginya untuk bisa masuk ke dalam surga, Allah berfirman yang artinya:

Dan orang-orang yang beriman serta beramal shaleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya (QS 2:82).

TAQWA

Secara harfiyah, taqwa artinya memelihara diri. Orang yang bertaqwa adalah orang yang memelihara dirinya dari hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt. Karena itu, para ulama memberikan ta’rif atau pengertian taqwa, yakni: melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya baik dalam keadaan sunyi maupun ramai. Ini berarti bertaqwa itu bukan hanya melaksanakan perintah Allah tanpa meninggalkan larangan-Nya, juga bukan hanya meninggalkan larangan-Nya tanpa melaksanakan perintah-Nya serta harus kita tunjukkan dimanapun kita berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi serta kondisinya.

Kehidupan umat manusia baru terwujud menjadi kehidupan yang baik, yakni kehidupan yang bermartabat, meskipun secara teknologi sangat sederhana manakala manusia bertaqwa kepada Allah Swt. Namun, meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi canggih telah dicapai oleh manusia, kehidupan dengan martabat yang rendah bahkan lebih rendah dari binatang ternak akan kita alami bila tidak bertaqwa kepada Allah Swt. Oleh karena itu, ketaqwaan kepada Allah Swt menjadi sesuatu yang sangat penting sehingga para khatib di hari Jum’at selalu membacakan ayat yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Allah (QS 3:102).

Apabila seseorang sudah bertaqwa dengan sebenar-benarnya, maka Allah Swt menyediakan surga untuk tempat tinggal mereka sebagaimana terdapat dalam firman-Nya yang artinya:

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa (QS 3:133).

BERJUANG DAN BERKORBAN

Islam merupakan agama yang tidak hanya harus dilaksanakan secara pribadi, tapi juga bersama-sama, baik dalam lingkup keluarga maupun mayarakat. Karena itu Islam harus disebarluaskan dan diperjuangankan penegakkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara hingga dunia internasional. Bila itu yang harus dilakukan, maka diperlukan kemauan untuk berjuang pada setiap muslim dan tiada perjuangan melainkan harus dengan pengorbanan, baik dengan harta maupun jiwa. Oleh karena itu, berjuang dan berkorban di jalan Allah menjadi persyaratan bagi seseorang untuk bisa masuk ke dalam surga. Jangan harap bisa masuk ke dalam surga kalau seseorang tidak mau berjuang dan berkorban dengan segala yang dimilikinya.

Sejarah telah menunjukkan kepada kita tentang bagaimana orang-orang yang mendambakan surga berjuang dan berkorban. Seorang sahabat yang bernama Hanzhalah berangkat ke medan perang meskipun ia masih pengantin baru, bahkan belum sempat mandi junub setelah berhubungan dengan isterinya, ia tinggalkan isteri yang dicintainya, ia maju ke medan jihad dan berhasil membunuh banyak musuh, namun iapun akhirnya mati syahid dan para Malaikat memandikan jenazahnya. Sahabat Mu’adz bin Jabal juga berangkat ke Yaman atas perintah Rasul untuk berdakwah dalam waktu yang lama hingga mencapai keberhasilan membangun masyarakat Islam dan masih banyak lagi orang yang harus kita ceritakan. Semua menunjukkan adanya semangat berjuang dan berkorban dengan segala yang mereka miliki untuk meraih surga yang dijanjikan, Allah berfirman yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘And. Itulah keberuntungan yang besar (QS 61:10-12).

TAUBAT

Surga merupakan tempat yang suci dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang suci. Karena itu, bila seseorang ingin masuk ke dalam surga, janganlah ia mati dalam keadaan bergelimang dengan dosa. Untuk itu, setiap manusia harus bertaubat sebelum mencapai kematian. Taubat adalah kembali kepada Allah, sedangkan orang yang berdosa adalah orang yang menjauhi Allah dengan segala ketentuan-Nya. Karena kita tidak tahu kapan kematian akan datang kepada kita dan kita menyadari bahwa kematian itu bisa datang kapan saja, maka di dalam ayat di atas (QS 3:133), taubat harus kita lakukan sesegera mungkin, jangan ditunda besok, pekan depan, bulan depan, tahun depan apalagi kalau ditunda hingga bila usia kita sampai tua, hal ini karena belum tentu kita bisa hidup sampai tua.

Keinginan kita untuk bertaubat harus diwujudkan dengan taubat yang sebenar-benarnya, yakni dengan memahami dan menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan, menyesali kesalahan itu, bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan itu, menyatakan permintaan maaf, dan membuktikan kehidupan yang lebih baik. Bila hal ini sudah kita laksanakan, niscaya Allah Swt memberikan tiket kepada kita untuk bisa masuk ke dalam surga, Allah berfirman yang artinya :

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (QS 66:8).

Dari uraian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa seseorang akan masuk surga atau masuk neraka sangat tergantung pada usahanya dalam kehidupan di dunia ini. Semua orang punya peluang yang sama untuk bisa masuk surga. Bila persyaratan telah dipenuhi dengan baik, tidak ada alasan bagi Allah untuk tidak memasukkan seseorang ke dalam surga.

Berlomba - lomba dalam Kebaikan

Di dalam Al-Qur’an, baik atau kebaikan menggunakan kata ihsan, birr dan ishlah. Kata ihsan (ahsan dan muhsin) bisa dilihat pada firman Allah yang artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya (QS 4:125).

Bila dikaitkan dengan hadits tentang kedatangan Jibril kepada Nabi Muhammad Saw, maka ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang karena merasakan kehadiran Allah dalam dirinya atau dia merasa diawasi oleh Allah Swt yang membuatnya tidak berani menyimpang dari segala ketentuan-Nya.

Sedangkan kata baik dalam arti birr bisa dilihat pada firman Allah yang artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke ke timur maupun ke barat itu suatu kebaikan, tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab dan nabi-nabi serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa (QS 2:177).

Bila kita kaji ayat-ayat tentang kata al birr, termasuk ayat di atas, maka akan didapat kesimpulan bahwa kebaikan itu menurut Mahmud Syaltut dalam tafsirnya membaginya menjadi tiga, yakni birr dalam aqidah, birr dalam amal dan birr dalam akhlak.

Adapun kata baik dengan menggunakan kata ishlah terdapat dalam banyak ayat, misalnya pada firman Allah yang artinya: Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: mengurus urusan mereka secara patut adalah baik (QS 2:220).

Islah (berlaku baik) digunakan penggunaannya dalam kaitan hubungan yang baik antara sesama manusia, di dalam Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3 hal 740 dinyatakan: “Islah merupakan kewajiban umat Islam, baik secara personal maupun sosial. Penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah Swt”.

Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, kemuliaan manusia ternyata tidak terletak pada keindahan fisiknya. Kalau manusia dianggap mulia dengan sebab badannya yang besar, tentu akan lebih mulia binatang ternak seperti sapi, kerbau, unta, gajah dan sebagainya yang memiliki berat badan yang jauh lebih berat. Karenanya bila manusia hanya mengandalkan kehebatan dan keagungan dirinya pada berat badan, maka dia bisa lebih rendah kedudukannya daripada binatang ternak yang kemuliaannya terletak pada berat badannya. Allah Swt berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekusaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (QS 7:179).

Oleh karena itu, kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal shaleh atau kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku, dimanapun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya dihadapan Allah Swt. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk berloma-lomba dalam kebaikan sebagaimana firman Allah yang artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 2:148).

JALAN MENUJU AMAL BAIK

Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yang harus kita laksanakan, ternyata tidak sedikit orang yang tidak antusias untuk melakukan kebaikan itu. Karena itu, ada beberapa hal yang bisa dijadikan resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan.

NIAT YANG IKHLAS

Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena dalam banyak amal di dalam Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun terpenting dan pertama. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringanpun akan terasa menjadi berat. Disamping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan (istimrar) dalam amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bersemangat karena dipuji dan tidak akan lemah karenba dicela. Ada pujian atau celaan tidak akan membuatnya terpengaruh dalam melakukan kebaikan.

CINTA KEBAIKAN DAN ORANG BAIK

Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan, hal ini karena mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita akan menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita, ini akan mermbuat kebaikan selalu menyertai kehidupan ini.

Disamping cinta kepada kebaikan, akan kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik, hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapapun yang melakukannya. Allah Swt telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kitapun harus mencintai mereka yang berbuat baik, Allah berfirman yang artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Alllah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS 2:195).

MERASA BERUNTUNG BILA MELAKUKAN

Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia, karena itu seseorang akan melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik. Pertama, selalu disertai oleh Allah Swt, lihat QS 16:128. Kedua, menambah kenikmatan untuknya, lihat QS 2:58. 7:161.33:29. Ketiga, dicintai Allah, lihat QS 7:161. 5:13. 2:236. 3:134. 3:148. 5:96. Keempat, memperoleh rahmat Allah, lihat QS 7:56. Kelima, memperoleh pahala yang tidak disia-siakan Allah Swt, lihat QS 9:120. 11:115. 12:56. Keenam, dimasukkan ke dalam syurga, lihat QS 5:85. 39:34. 6:84. 12:22. 28:14. 37:80.

MERASA RUGI BILA MENINGGALKAN

Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya dengan sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mu’min, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah Swt yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani.

Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi, maka di akhiratpun dia akan merasa rugi, karena apa yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya di dunia akan sangat berpengaruh di akhirat, karena kehidupan akhirat pada hakikatnya adalah hasil dari kehidupan di dunia, bila seseorang berlaku baik di dunia, dia akan memperoleh keberuntungan di akhirat disamping keberuntungan di dunia, sedang bila seseorang tidak melakukan kebaikan di dunia, maka dia akan memperoleh kerugian di dunia dan penyesalan yang sangat dalam di akhirat kelak sebagai bentuk dari mengabaikan nilai-nilai Islam, Allah Swt berfirman yang artinya: Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agamanya, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (QS 3:85).

MENELADANI GENERASI YANG BAIK

Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik, hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia menyadari bahwa meskipun perasaannya sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya, tetap saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya, hal ini akan memicu semangatnya untuk berbuat baik yang lebih banyak lagi. Karena itu, idealnya seorang mu’min bisa menjadi seperti cermin bagi mu’min lainnya sehingga manakala seseorang mengenal dan memperhatikann dirinya akan merasakan begitu banyak kekurangan, termasuk dalam hal berbuat baik.

MEMAHAMI ILMU KEBAIKAN

Bagi seorang muslim, setiap amal yang dilakukannya tentu harus didasari pada ilmu, semakin banyak ilmu yang dimiliki, dipahami dan dikuasai, maka insya Allah akan makin banyak amal yang bisa dilakukannya, sedangkan makin sedikit pemahaman atau ilmu seseorang, akan semakin sedikit juga amal yang bisa dilakukannya, apalagi belum tentu orang yang mempunyai ilmu secara otomatis bisa mengamalkannya. Ini berarti, seseorang akan semakin terangsang untuk melakukan kebaikan manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu.

KEBAIKAN YANG DITERIMA

Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang tentu harus menghasilkan penilaian yang positif dari Allah Swt. Paling tidak, ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah Swt. Pertama, ikhlas dalam beramal, yakni melakukan suatu amal dengan niat semata-mata ikhlas karena Allah Swt, atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain Allah Swt. Karena itu, dalam hadits yang terkenal, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya.

Kedua, melakukan kebaikan itu secara benar, hal ini karena meskipun niat seseorang sudah baik, bila dalam melakukan amal dengan cara yang tidak baik, maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah Swt, karena ini termasuk bagian dari mencari selain Islam sebagai agama (aturan) hidupnya yang jelas-jelas akan ditolak Allah Swt sebagaimana yang sudah disebutkan pada QS 3:85 di atas.

Akhirnya, menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani untuk mengabdi kepada Allah Swt yang terwujud salah satunya dalam bentuk melakukan kebaikan dan masing-masing orang harus berusaha melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebagai bentuk konkrit dari perwujudan kehidupan yang baik di dunia dan ini pula yang akan menjadi bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di akhirat kelak.

PUASA, MEMBENTUK SUMBERDAYA MUSLIM

Di dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 90 ayat yang dimulai dengan panggilan atau seruan kepada orang-orang yang beriman dengan kalimat: Hai orang-orang yang beriman, suatu panggilan yang menunjukkan kecintaan dari Allah Swt yang sangat dalam sehingga mereka yang diseru merasakan getaran cinta dari Allah Swt yang membuatnya mudah menerima isi seruan dan siap melaksanakan beban-beban yang terkandung di dalamnya. Itu pula yang terasa dalam perintah melaksanakan puasa Ramadhan sebagaimana Allah berfirman yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).
Islam sebagai sebuah agama yang benar harus diperjuangkan penegakan dan penyebarluasannya oleh kaum muslimin dengan segala konsekuensinya. Karena itu kaum muslimin harus dipersiapkan kekuatan rohaninya untuk bisa mengemban tugas-tugas perjuangan yang berat itu. Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu upaya untuk membentuk sumber daya muslim agar mampu mengembannya. Paling kurang, ada empat target yang harus dicapai oleh setiap mu’min yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, khususnya dalam konteks mengemban amanah perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran Islam yang menjadi kewajiban setiap muslim.

1. MEMANTAPKAN AQIDAH YANG KOKOH

Tujuan utama puasa adalah mempersiapkan hati manusia untuk bertaqwa, sensitif, melembutkan hati dan takut kepada Allah. Taqwa membangkitkan kesadaran dalam hati sehingga mau menunaikan kewajiban, taqwa juga menjaga hati seseorang sehingga ia tidak mau merusak nilai-nilai ibadah puasa dengan maksiat meskipun hanya dengan getaran hati untuk berbuat maksiat. Ketaqwaan kepada Allah Swt merupakan bukti nyata dari kokohnya aqidah seseorang, karenanya puasa dibebankan kepada siapa saja yang beriman kepada Allah Swt agar keimanan itu dapat menjelma menjadi ketaqwaan yang sempurna. Karena itu taqwa menjadi puncak ketinggian rohani seorang muslim sehingga orang bertaqwalah yang berada pada posisi yang paling mulia di sisi Allah Swt, sebagaimana terdapat dalam firman Allah yang artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS 49:13).

Dalam konteks kehidupan masyarakat yang rusak, tujuan puasa ini menjadi sangat penting. Kokohnya iman menjadi modal utama bagi manusia untuk bisa memperbaiki akhlaknya, dari iman yang kokoh di dalam hati akan terwujud manusia yang berakhlak mulia. Karena itu Sayyid Quthb dalam dzilalnya menyatakan: “Apabila terjadi kerusakan pada suatu generasi manusia, maka untuk memperbaikinya bukan dengan memperketat hukum terhadap mereka melainkan dengan jalan memperbaiki pendidikan dan hati mereka serta menghidupkan rasa taqwa di dalam hati mereka”.

2. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN ALLAH

Salah satu nilai tarbiyyah (pendidikan) dari ibadah puasa adalah upaya memantapkan hubungan dengan Allah Swt, hal ini karena setiap muslim yang berpuasa harus melaksanakannya karena Allah dan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang datang dari Allah Swt. Sesuatu yang biasanya halal untuk dilakukan atau dinikmati, pada saat berpuasa seorang muslim diharamkan oleh Allah Swt dan ia tunduk saja kepada sang pencipta meskipun ia bisa melakukannya atau memiliki sepenuhnya untuk bisa dinikmati. Ini menunjukkan hubungan yang baik kepada Allah Swt yang menjelma dalam bentuk kepatuhan kepada-Nya, dan untuk itu seorang muslim mampu mengendalikan dan mengatasi tuntutan dari dalam dirinya yang bersifat fisik seperti makan, minum dan kebutuhan seksual.

Terjalinnya hubungan yang dekat kepada Allah Swt merupakan modal yang sangat penting bagi manusia, bahkan tidak hanya untuk mengemban amanah perjuangan tapi juga untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Hubungan manusia yang jauh dengan Allah membuat manusia hanya bisa menyumbang persoalan dalam kehidupan ini, sedangkan masalah yang ada tidak mampu diatasi. Padahal bila manusia merasa dekat dengan Allah dan ia merasa selalu diawasi oleh Allah Swt, niscaya ia tidak berani menyimpang dari ketentuan-Nya dan bila penyimpangan itu sudah terjadi, iapun cepat mengakui kesalahannya hingga memiliki kesiapan untuk menjalani hukuman akibat kesalahan yang dilakukannya, bukan malah sudah salah tapi masih saja tidak merasa bersalah dan mencari seribu dalih untuk bisa menghindar dari hukuman dan berusaha menutupi kesalahan yang telah dilakukannya meskipun harus dengan kesalahan yang lain.

3. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh kaum muslimin secara serentak di seluruh dunia. Kaum muslimin merasakan satu hal yang sama, yakni lapar dan haus dan sama-sama berjuang untuk mampu menahan dan mengendalikan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt meskipun peluang untuk itu sangat besar. Nilai keserentakan ini diharapkan bisa menghasilkan kebersamaan dan hubungan yang baik dengan sesama muslim. Semangat kebersamaan merupakan modal yang sangat berharga bagi upaya perjuangan di jalan Allah Swt, apalagi Dia amat mencintai orang yang berjuang secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik, Allah berfirman yang artinya : Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4).

Salah satu lahan dakwah dan perjuangan yang harus mendapat perhatian besar dari seluruh komponen kaum muslimin adalah masjid-masjid yang sudah dibangun dengan bagus, besar dan megah dan dikeluarkan dana yang besar. Namun kondisi pemakmurannya belum sebanding dengan fisik bangunannya. Untuk bisa memakmurkan masjid sehingga berfungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat Islam, diperlukan kebersamaan antara sesama umat Islam, baik sebagai pengurus maupun jamaah. Karena itu harus terjalin kerjasama yang harmonis antara pengurus masjid dengan jamaahnya, bahkan harus terjalin kerjasama antar masjid yang satu dengan masjid lainnya, tidak seperti sekarang, dimana masjid berjalan sendiri-sendiri dengan segala persoalan yang dihadapinya.

4. MEMANTAPKAN JIWA KETABAHAN

Dalam perjuangan dibidang apapun, ketabahan jiwa merupakan sesuatu yang sangat dituntut adanya pada diri para pejuang, demikian pula halnya dengan perjuangan di dalam Islam dengan segala dimensinya yang luas. Namun harus kita sadari bahwa ketabahan tidak muncul dengan sendirinya, masing-masing orang perlu memperoleh pemahaman dan mendapatkan latihan guna memiliki ketabahan. Ibadah puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang memberikan pendidikan dan latihan untuk memiliki ketabahan sehingga seorang muslim yang telah berpuasa semestinya menjadi orang yang memiliki daya tahan yang kuat dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah Swt meskipun dalam kondisi yang sulit seperti haus dan lapar.

Oleh karena itu, ketika situasi menjadi begitu sulit dalam perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, khususnya sesudah wafatnya Siti Khadijah, seorang isteri dan pendukung perjuangan serta wafat juga Abu Thalib yang sering memberikan perlindungan kepada Nabi dari gangguan orang-orang kafir, maka Allah Swt menegaskan kepada Nabi Muhammad Saw untuk bertahan dan melanjutkan perjuangan, apapun yang terjadi. Hal ini karena kalau berbicara tentang kesulitan, generasi terdahulu juga mengalami kesulitan, bahkan kesulitan yang lebih berat lagi sehingga Nabi Muhammad Saw bersama para sahabatnya jangan memiliki sikap atau perasaan yang berlebihan dalam arti merasa sangat sulit dalam perjuangan yang dijalaninya, Allah Swt berfirman yang artinya : Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang bertaubat bersamamu dan janganlaj kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS 11:112).

Dengan demikian, momentum ibadah Ramadhan tahun ini menjadi saat yang sangat penting untuk memperbaiki kondisi pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa menuju ridha Allah Swt.