Minggu, Maret 30, 2008

Selamatkan Pasar Tradisional

Pemda Harus Segera Lakukan Regulasi Pasar Tradisional
SKH Radar Tanggamus - Senin, 17 Maret 08 - oleh : adyjin

KOTAAGUNG - Kekhawatiran para pedagang pasar tradisional dengan maraknya pasar modern yang berdampingan dengan lokasi pasar tradisional harus mendapat tanggapan serius dari Pemda Tanggamus. Hal ini berkaitan dengan usaha mereka yang terancam gulung tikar akibat kalah bersaing. Karena selain kalah dalam hal modal, para pedagang pasar tradisional mengaku kalah dalam promosi, pengelolaan dan juga sebagian lokasi toko yang mereka akui kurang strategis. ”Apalagi kalau sudah dihadang Indomart dan Alfamart di depan, ya udah kita tinggal kebagian ampasnya doang,” ungkap Amir, salah seoarang pedagang semabako di Pasar Tugu Talangpadang kepada Radar Tanggamus, kemarin.
Menanggapi permasalahan ini, Ir. Akhmadi Sumaryanto, Ketua Fraksi PKS DPRD Tanggamus mengungkapkan, agar kelangsungan pasar tradisional tetap terjaga di tengah-tengah banyaknya pasar swalayan, perlu adanya penataan dan pembenahan di segala aspek manajemen pasar dengan mengeluarkan regulasi kebijakan yang berpihak kepada pasar tradisional.
Langkah penataan dan pembenahan itu, menurutnya, dengan melakukan pemeliharaan dan pembangunan kembali terhadap pasar-pasar yang dalam kondisi sudah tidak layak, dengan melakukan redesain (rekayasa tata ulang) bangunan fisik pasar. ”Dengan demikian, memungkinkan semua pedagang nyaman dan mempunyai akses yang sama terhadap pembeli,”terangnya.
Selama ini, kosongnya beberapa los dan kios yang ada di pasar salah satunya disebabkan dengan desain bangunan yang menyebabkan pedagang tidak dapat mengakses para pembeli yang datang kepasar. “Akibatnya kios yang berada pada tempat yang setrategis menjadi pilihan utama para pedagang. Sedangkan kios atau los yang berada di pojok kurang mendapat penawaran dari pedagang,” lanjutnya.
Menurut Akhmadi, pembiayaan pemeliharaan dan pembangunan kembali terhadap pasar tradisional tentu membutuhkan dana cukup besar dan akan sangat berpengaruh terhadap pembiayaan pos-pos lain pada APBD. “Namun, bagaimana juga Pemda segera melakukan terobosan kebijakan mengenai pasar tradisional bila tidak ingin pasar tradisional di Tanggamus ini dalam kondisi mati mengenaskan,” imbuhnya.
Selain itu, katanya, harus dilakukan pembenahan manajemen pengelolaan pasar. Konsep manajemen yang mengedepankan income-sentris dari pengelola pasar dengan menarik retribusi, harus diubah dengan menyeimbangkan antara pemberian pelayanan yang baik kepada komunitas pasar, baik itu pedagang, pembeli maupun pihak-pihak lain yang memanfaatkan jasa pasar. “Baik dari segi kebersihan, keamanan dan kenyamanan, agar masyarakat secara umum tetap menyukai berbelanja di pasar tradisional,”lanjutnya.
Dan yang paling penting,ungkapnya, Pemda Tanggamus perlu mengeluarkan kebijakan atau regulasi bisa berupa peraturan daerah atau surat keputusan Bupati yang mengatur hubungan antara pasar tradisional dan pasar modern. “Yang terpenting zonasi pasar modern harus diatur sedemikian rupa agar tidak berdampak pada pasar tradisional. Dengan demikian, pasar tradisional akan tumbuh berkembang dengan sehat, dan para pelaku ritel besar juga dapat berinvestasi di Tanggamus tanpa ada hambatan, baik secara sosio-kultural,” pungkasnya. (Andri Cahyadi)

TInjau GN-RHL

Komisi B Tunda Peninjauan Proyek GNRHL
SKH Radar Tanggamus - Minggu, 09 Maret 08 - oleh : adyjin

KOTAAGUNG - Kesibukan anggota Komisi B DPRD Tanggamus dengan kegiatan pansus dan agenda dewan, membuat rencana kunjugan komisi ini untuk meninjau pelaksanaan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di Kabupaten Tanggamus kembali tertunda.
Hal ini disampaikan anggota Komisi B Ir. Akhmadi Sumaryanto. Menurutnya, rencana peninjauan tersebut diagendakan kembali pekan depan yang diawali dengan melihat kegiatan tersebut di Blok H Pekon Datarlebuay Kecamatan Airnaningan.
Kunjungan ini, menurutnya selain akan melihat hasil dari pelaksanaan kegiatan reboisasi hutan di Tanggamus yang telah menghabiskan dana miliaran dari pemerintah pusat juga untuk melihat berbagai kendala di lapangan.
”Sebagai lembaga pengawas pembangunan di Tanggamus, dewan berkepentingan melihat pelaksanaan pembangunan hutan di Tanggamus karena ini menyangkut dana anggaran yang besar juga proyek ini sangat penting untuk Kbupaten Tanggamus dimana kelestarian hutan yang akan berdampak pada daerah Tanggamus,” ujar Akhmadi.
Diakuinya, selama ini dewan telah meneruma laporan tentang kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebagai mitra Komisi B. Namun, katanya, laporan tersebut belum pernah ditindaklanjuti dengan turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi sebenarnya.
”Apalagi saat ini disinyalir, selain adanya pembangunan hutan juga tingkat kerusakan hutan di Tanggamus yang kian parah, baik oleh penebangan liar atau dikenal dengan illegal logging juga akibat perambahan oleh masyarakat yang dijadikan areal perkebunan,” katanya. Untuk melihat apakah berbagai program tersebut benar-benar berjalan sesuai harapan dan tidak terjadi tumpang tindih program dengan program kehutanan lain yang ada. (Hairil)

Koalisi PKS-PAN, Ideologis !

oleh: BH.Bambang Eka Wijaya
Pemum Lampung Post

"LEWAT pendekatan tidak bertele-tele, Presiden Partai Keadilan Sejahtera--PKS--Tifatul Sembiring mengumumkan koalisi partainya dengan Partai Amanat Nasional--PAN--dengan menempatkan kader PKS asal Tanggamus Akhmadi Sumaryanto sebagai calon wakil gubernur, mendampingi calon gubernur dari PAN, Zulkifli Anwar!" ujar Umar. "Hasil monitor sekilas, pendukung kedua partai menyambut entusias koalisi ini, memperkokoh ukhuwah dan menyatukan langkah perjuangan!"

"Ditinjau dari aliran politik kedua partai, koalisi itu memang klop!" sambut Amir. "Keduanya dimotori tokoh-tokoh Islam progresif! Di Lampung, PAN didirikan tokoh-tokoh yang mayoritas berlatar belakang Muhammadiyah. Sedang PKS, tokoh-tokoh pendirinya mayoritas berangkat dari masjid kampus! Hingga, tanpa dituangkan secara formal pun hakikat koalisinya itu, yang terjalin tetap koalisi bersifat ideologis--meski di permukaan koalisi formalnya memenangkan pilgub!"

"Koalisi yang tidak menimbulkan tarik-menarik ideologi memperkuat citra positif partai! Lain dari koalisi nonideologis, tarik-menarik selalu terjadi hingga ada yang terpaksa jadi korban ketika harus toleran pada hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip partai!" tegas Umar. "Dengan koalisi sealiran, keduanya bisa memaksimalkan kapasitas dalam power building dengan menjadikan pilgub sebagai langkah awal menuju Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden! Cuma, bagaimana dengan Partai Demokrat yang juga siap bergabung dalam koalisi ini nantinya memosisikan diri di antara dua kekuatan yang selaras ideologinya itu?"

"Tidak ada masalah!" timpal Amir. "Sebab, meski bukan beraliran agama, haluan Partai Demokrat juga progresif--alternatif dari partai lanjutan Orde Baru yang cenderung konservatif!"

"Ditinjau dari konteks lokal, mungkin begitu! Tapi dari konteks nasional sebagai partai berkuasa dan berambisi memenangi Pemilu 2009, bisa saja tokoh-tokoh nasional Partai Demokrat berpikir lebih panjang dari tokoh-tokoh lokal!" tukas Umar. "Citra partai itu bisa kurang gagah kalau hanya jadi pengikut, sekadar jadi penambah bilangan yang sudah cukup! Itu bisa membuat kiprahnya kurang menonjol! Padahal, fase menuju Pemilu 2009 merupakan kesempatan untuk menampilkan diri sebagai primadona!"

"Dengan kepengurusan partainya yang belum definitif, peluang partisipasi minimal itu saja sudah cukup baik!" sambut Amir. "Tapi memang, realitas itu bisa tidak memuaskan tokoh-tokoh nasional partainya yang pasang target tinggi! Apa pun caranya, harus diperjuangkan agar fase menuju Pemilu 2009 bisa mengangkat kiprah partai tampil sebagai primadona!"

"Perkiraan rasional seperti itu sekadar reserve agar tidak terkejut jika nanti ada perubahan!" tegas Umar. "Sebab, secara hukum pasar, ketika penawaran terbatas di tengah permintaan yang tinggi, aneh jika pelaku pasar melewatkan peluang! Apalagi hanya dengan koalisi PAN-PKS sudah lebih dari cukup untuk mengusung pasangan calon dalam pilgub!"***_ dari PKS Lampung Online ; www.pkslampung.org

ZULKIFLI dan AKHMADI

PKS Sandingkan Zulkifli dengan Akhmadi

SKH Lampung Post - Senin 24 Maret 2008.


BANDAR LAMPUNG (Lampost): DPP PKS sepakat mencalonkan Zulkifli Anwar dan kader PKS Akhmadi Sumaryanto sebagai pasangan cagub Lampung 2008--2013. Zulkifli-Akhmadi juga didukung dua partai tengah, PAN dan Demokrat.

Hal ini disampaikan Ketua Departemen Polhukam DPP PKS Al Muzzammil Yusuf kepada Lampung Post, kemarin (23-3).

"Saya baru bicara dengan Presiden PKS. DPP menyambut baik keputusan DPP PAN mengusulkan Zulkifli Anwar sebagai cagub Lampung. Untuk cawagub disepakati dari PKS, yakni Akhmadi Sumaryanto," ujar Muzzammil melalui pesan singkat yang disampaikan pada Lampung Post.

Sehari sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PAN Zulkifli Hasan mengatakan Zulkifli Anwar ditetapkan sebagai cagub PAN melalui rapat pleno DPP 19 Maret lalu. Penetapan itu dituangkan dalam SK Keputusan Nomor: PAN/A/Kpts/KU-SJ/022/III/2008 tanggal 19 Maret 2008, yang ditandatangani Ketua Umum DPP PAN Sutrisno Bachir dan Sekjen Zulkifli Hasan.

Selain PKS-PAN, DPP PKS menyatakan pasangan Zulkifli-Akhmadi juga didukung Partai Demokrat. "Untuk mengusung calon tersebut telah disepakati pula koalisi dengan PAN dan Partai Demokrat. Deklarasi tiga partai akan digelar pekan ini," ujar Muzzammil menyampaikan pesan Tifatul.

Tifatul mengajak semua pihak dan calon-calon yang akan maju dalam Pilgub Lampung berkompetisi jujur dan mematuhi segala aturan. "Mari kita berikan kesempatan pada masyarakat Lampung memilih gubernur sesuai dengan keinginan mereka. Biarkan masyarakat bahagia dengan pilihannya," ujar Tifatul.

Saat dikonfirmasi tadi malam, Plt. Ketua DPD Demokrat Lampung Peter Tji'din belum tahu soal dukungan pada Zulkifli Anwar. "Kalau benar, ya kami bersyukur. Berarti memang itu keputusan DPP. Kita lihat Selasa nantilah."

Keputusan DPP PKS mengusung Zulkifli-Akhmadi ditanggapi positif pengurus DPD PKS Bandar Lampung. Walaupun bertolak belakang dengan hasil musyawarah DPD yang mengusulkan Sjachroedin Z.P. dan Suharto, Ketua PKS Bandar Lampung Yusuf Effendi menilai Bupati Lampung Selatan itu pantas didukung.

"Kami memang berharap cagub yang benar-benar diketahui dan dipahami kader-kader internal karena sangat berpengaruh terhadap militansi kader. Insya Allah, kami siap memenangkan Zulkifli!" ujar Yusuf, kemarin.

Selain didukung hasil survei, Yusuf berharap cagub benar-benar memiliki rekam jejak yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk cawagub, Yusuf menyatakan PKS Bandar Lampung secara musyawarah mengusulkan anggota DPR Abdul Hakim (kader), Wakil Ketua DPRD Lampung Gufron Azis Fuadi (kader), dan Ketua DPW PAN Lampung Abdullah Fadri sebagai cawagub. "Cawagub harus punya track record baik dan bisa dipertanggungjawabkan. Popularitas 50% di kota dan punya pengalaman di eksekutif dan legislatif."

PKB-PBR

Dari kubu PKB dan PBR, dua partai ini belum memutuskan cagub yang akan diusung. Ketua Karteker DPW PKB Lampung Hermawi Taslim menyatakan masih menunggu hasil keputusan DPP.

Menurut Taslim, karteker belum diberi wewenang menangani pilgub. "Saya ini hanya karteker yang mengurusi konsolidasi dan muswilub. Jika DPP menginstruksikan, mungkin kami bisa kerjakan. Tapi sampai kini belum ada instruksi DPP," kata Taslim.

Muswilub DPW PKB Lampung akan digelar 40 hari lagi. "Kami laksanakan di Lampung," ujar Wakil Ketua DPP PKB ini.

Penentuan calon gubernur PBR, ujar Ketua DPW PBR Lampung Azhari Ali, akan diputuskan besok. "Termasuk sikap mendukung calon atau berkoalisi dengan partai lain," ujar Azhari yang mengaku sedang konsolidasi dengan pengurus DPP di Jakarta.

Yang pasti, ujar Azhari, bulan ini PBR sudah mengeluarkan keputusan. "Untuk koalisi, kami terus bangun termasuk dengan partai yang sudah mengusung pasangan. Kini sudah mendekati titik terang." n JUN/*/U-1

Ini "Surprise" buat Saya

Penjaringan Calon - Akhmadi: Ini 'Surprise' buat Saya

SKH Lampung Post, Senin 24 Maret 200.


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Akhmadi Sumaryanto (44) mengaku tidak menyangka namanya bakal muncul sebagai calon wakil gubernur (cawagub) mendampingi calon gubernur dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zulkifli Anwar.

"Ini surprise buat saya. Saya tahu ini setelah di-SMS pengurus DPW dan teman-teman banyak yang tahu setelah buka internet. Ternyata ada nama saya," kata Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Tanggamus ini saat dihubungi tadi malam (23-3).

Sebelumnya, Akhmadi mengaku sudah tahu ia merupakan satu di antara lima bakal cawagub. "Setahu saya nama-nama itu juga diajukan kepada calon gubernur. Mungkin, Pak Zul memilih saya," kata ayah tujuh anak ini.

Ketika ditanya apa langkah selanjutnya, suami Ispriyani ini mengatakan akan meneruskan konsolidasi. "Sebelumnya kami melalui partai sudah membentuk tim dan sudah berjalan. Selanjutkan kami akan bentuk tim lagi dan melakukan konsolidasi. Ada tim-tim lain yang belum dikukuhkan. Selanjutnya, sosialisasi diri," kata Ketua Komisi Kebijakan Publik pada Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Lampung ini.

Akhmadi menilai pilkada merupakan bagian proses demokrasi. Untuk itu dia berharap masyarakat Lampung tidak terpecah belah dalam proses pilkada ini. "Beda pilihan itu demokrasi, tapi jangan sampai terpecah belah. Kita ami pilkada damai. Siapa pun yang terpilih kita dukung nantinya," kata Akhmadi yang sekarang tinggal di Gisting, Tanggamus.

Akhmadi lahir di Gisting, 31 Maret 1964. Ia menamatkan SD dan SMP di Gisting, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 2 Tanjungkarang. Setelah itu kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Selain berkarier di bidang politik, Akhmadi sempat mengajar di SMA Muhammadiyah Gisting dan menjadi kepala sekolah sejak 1996 hingga 2002.

Ia menjadi ketua DPD Partai Keadilan (PK) Tanggamus 1998--2003. Setelah itu, pada 2003--2005, Akhmadi menjadi ketua DPD PKS Tanggamus. Kini, putra pasangan guru, H. Saelan (almarhum) dan Hj. Tasmini ini menjabat ketua Fraksi PKS di DPRD Tanggamus.

Kini, sehari-hari, Akhmadi giat memberi ceramah agama. Bahkan, pada bulan Maulid ini, jadwalnya makin padat. "Ini juga bisa saya jadikan momen untuk sosalisasi diri," ujarnya.

Akhmadi mengaku merasakan betul kesulitan hidup. Dia sering merasa gaji kedua orang tua tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sebulan.

Untuk itu, orang tuanya acap harus bekerja serabutan untuk mencari tambahan penghasilan seperti dengan menjadi buruh pemetik kopi, cengkih, dan berdagang setiap hari pasaran.

Akhmadi hidup terpisah dengan orang tua sejak SMA karena indekos di Bandar Lampung. Untuk menekan biaya hidup, ia kerap membawa bahan mentah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dari Gisting. n JUN/ONO/R-2