Selasa, Juli 19, 2011

Pemkab Gulirkan Program Jamkesta Tahun Ini
Diposting oleh: Jay
Selasa, 19 Juli 2011
KOTAAGUNG - Pemkab Tanggamus tahun 2011 ini akan menggulirkan program Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta). Dimana Pemkab Tanggamus akan bekerjasama dengan PT Askes, Bandarlampung.
Hal ini diketahui pada saat PT Askes Bandarlampung memaparkan program asuransi Jamkesta di hadapan Komisi D DPRD Tanggamus, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, RSUD Kotaagung dan Bappeda Tanggamus.
Kepala PT Askes Tanjungkarang, dr. H. Fahrurrozy, menyampaikan tentang keunggulan program ini. Program ini akan menjangkau seluruh penduduk Kabupaten Tanggamus. Pelayanan program ini juga termasuk program rawat inap bagi pasien yang harus menginap di rumah sakit.
“Sementara tujuan dari program ini, dimana Jamkesta adalah program berobat gratis bagi seluruh rakyat Tanggamus dan tidak terbatas bagi rakyat miskin saja. Tetapi untuk seluruh penduduk Kabupaten Tanggamus,” ungkapnya, kemarin, (18/7).
Selama ini sebagian rakyat Tanggamus telah ter-cover dengan beberapa jaminan kesehatan. Seperti Askes untuk PNS dan istri serta 2 orang anaknya, Jamkesmas yang merupakan program nasional bagi perlindungan kesehatan rakyat miskin dan Jamkesda yang meng-cover rakyat miskin dan tidak ter-cover Jamkesmas. Diluar ketiga kelompok tersebut itulah program Jamkesta diluncurkan.
“Demikian juga sumber pendanaan dari masing-masing program tersebut berbeda, Askes bersumberkan dana dari premi yang ditanggung PNS, Jamkesmas berasal dari dana APBN, Jamkesda berasal dari APBD. Sedangkan Jamkesta berasal dari APBD,” paparnya.
Kesempatan tersebut juga digunakan untuk lebih mengetahui program Jamkesta. Dari penjelasan tersebut terungkap beberapa penyakit besar memang tidak di-cover. Seperti cuci darah, general check-up dan lain sebagainya. Ada beberapa kendala yang mungkin muncul, misalnya pelayanan yang tidak cepat, atau terjadi pengklasan peserta Jamkesta.
Ada juga usulan program ini dilakukan swakelola oleh Dinas Kesehatan. Karena mengingat ada beberpa kekurangan bila kerja sama dengan pihak ketiga. Ada untung dan rugi bila bekerjasama dengan pihak ketiga, demikian juga bila dilakukan swakelola.
Sedangkan Ir. Hi. Akhmadi Sumaryanto, anggota Komisi D DPRD Tanggamus yang hadir pada saat hearing tersebut mengatakan, tujuan dilaksankannya hearing ini guna mengetahui secara langsung apa tujuan dari Pemkab Tanggamus memiliki program Jamkesta ini. Tentunya semua ini tak lain adalah mendukung bidang kesehatan agar semakin maju dan semakin merasakannya manfaat-manfaat program kesehatan yang diberikan kepada warga Kabupaten Tanggamus oleh Pemkab Tanggamus.
“Namun demikian, perlu kita ketahui bahwa masih banyak infrastruktur kesehatan di Tanggamus belum menggembirakan. Dimana masih banyaknya kendala di Puskesmas dan RSUD, karenanya masih harus mengandalkan rumah sakit lain di luar Kabupaten Tanggamus agar program ini berjalan dengan baikm,” jelas Akhmadi.
Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan Jamkesta ini, tambah Akhmadi, ada forum kordinasi yang beranggotakan elemen-elemen masyarakat yang terkait dengan program tersebut. Selain itu sebelum ada perjanjian kerjasama, ada beberapa hal yang harus dibenahi, mulai dari standar pelayanan di tingkat puskesmas, peningkatan dan penambahan tempat tidur karena dengan adanya program ini akan terjadi overload pasien di RSUD Kotaagung dan rumah sakit-rumah sakit rujukan. Sehingga ada pemikiran untuk melibatkan rumah sakit swasta dalam program Jamkesta ini.
“Selain itu pendanaan yang cukup besar juga akan menyedot dana APBD, karenanya sedang diusulkan untuk mengajukan anggaran ke APBD provinsi. Paling tidak ada pembagian pembiayaan (sharing) antara kabupaten dan propinsi. Bagi saya, program ini cukup baik dan kalau berjalan dengan baik maka masyarakat sangat tertolong. Karena biaya kesehatan merupakan salah satu komponen yang cukup mahal dan sering menguras kantong. Bila program ini terlaksana, maka salah satu pos pengeluaran keluarga dapat ditutupi. Selain itu, jika program ini berjalan maka masyarakat mendapatkan layanan yang cepat di bidang kesehatan. Apalagi apabila diikuti juga program sekolah gratis sampai SLA untuk negeri dan swasta, maka masyarakat akan sangat tertolong. Dengan demikian masyarakat tinggal memikirkan untuk kebutuhan selain 2 hal tersebut,” urai Akhmadi lagi.
Pertemuan yang dipimpin oleh Ketua Komisi D, Deri Ardiansyah, dihadiri Anggota Komisi D, Fajrul Kamal, AM. Syafei, Tedi Kurnia, Jukman Effendi dan Akhmadi Sumaryanto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, dr. H. Nur Indarti beserta jajarannya, Kepala RSUD Kotaagung, dr. Ansyori Razak, Sekertaris Bappeda, Andi Wijaya, ST, MT., beserta jajaran Bappeda

Senin, Juli 18, 2011

KILUAN : SURGA YANG TERSEMBUNYI

Sore itu ada khabar yang mengejutkan tetapi menyenangkan, saya diminta mengisi tausyiah di dusun Kiluan pekon Kiluan Negeri Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus. Mengejutkan karena rencananya saya akan ke Kiluan tanggal 23 Juli 2011, sehingga sudah adaa beberapa agenda padaa tanggal tersebut. Tapi menyenangkan, karena sudah lama kami (saya dan istri) ingin ke Kiluan dan belum diberi kesempatan. Beberapa kali sebenarnya melewati wilayah tersebut, tetapi belum sempat berbelok ke Kiluan.

Sebelumnya memang sudah santer tentang Pantai Kiluan, salah sedikit dari daerah laut yang menyimpan potensi yang jarang lagi ada, Lumba – lumba ( Stenella Longirostris )di habitat aslinya. Bahkan dengar2 lebih banyak orang bule yang berkunjung dibandingkan dengan warga Indonesia. Sebagai penduduk asli Tanggamus malu saya dibuatnya, kenapa orang lain lebih banyak tahu tentang Teluk Kiluan, sementara saya belum.

Dengan semangat 45, istri dan anak2 saya kontak dan dipersiapkan. Waktunya tinggal 2 hari sementara saya sedang tidak ada di rumah. Pagi Jumat saya masih harus mengisi acara FORTASI di SMK Muhammadiyah Gisting dan waktu Jumat ada jadwal Khotib Jumat di Masjid Al Ikhlas Blok 21 Gisting Atas Kec. Gisting, sementara janjian jam 13.00 berangkat ke Kiluan dari Gisting. Benar saja, baru saja turun dari Masjid sudah ditelpon mengingatkan kalau Jam 13.00 harus berangkat. Dengan persiapan yang mengebut siaplah kami berangkat jam 13.30. Bersama saya ada Dedi Sutomo Wartawan Tribun Lampung wilayah Tanggamus, dan Budi dari L TV Bandar Lampung. Hujan mengiringi keberangkatan kami. Dengan pertimbangan kondisi Jalan kalau hujan, akhirnya diputuskan melewati Bandar Lampung. Jadi untuk ke Kiluan yang wilayah Kab. Tanggamus kami harus melewati Pringsewu – Pesawaran – Bandar Lampung – Pesawaran baru masuk ke Pekon Kiluan Negeri Kec, Kelumbayan. Perjalanan diteembuh lima jam dengan acara nyasar kira2 20 menit, karena memang tidak ada rambu arah dan kebetulan tempat nyasar jalannya lebih bagus.

Adzan maghrib terdengar ketika kami melewati Desa Sukarame Kec. Punduh Pidada Kab. Pesawaran. Setelah meminta pendapat seluruh penumpang akhirnya diputuskan untuk sholat maghrib di Kiluan. Alhamdulillah, Jam 18.35 tiba dirumah kepala Pekon Kiluan Negeri, Kadek Sukrisna, keturunan Bali yang ada di Kiluan Negeri. Kalau kita melihat Lampung dari Dusun 1 Kiluan Negeri, yang tergambar adalah rumah2 dengan pure didepannya, penjor yang melengkung di hampir setiap rumah, dan bau dupa yang meyergap hidung, asosiasi kita langsung menuju ke Bali. Ya benar di pekon ini ada 36 kk beragama Hindu Bali dari 368 kk penduduk Kiluan Negeri. Kami disambut oleh Kepala pekon dirumahnya yang berasitektur modern dan tradisional. Setelah sholat maghrib di Masjid Pekon, kami putuskan untuk makan malam dan menginap di Pulau Kelapa yang berjarak 10 menit berperahu. Perahu bermesin dengan 2 cadik berkapasitas 3 – 5 penumpang dewasa.

Setelah makan malam dan mengisi tausyiah, saya dan keluarga memutuskan untuk menginap di pulau, meskipun kepala pekon mempersilahkan tinggal di rumahnya. Kawan2 wartawan yang menyambut ajakan kepala pekon. Ada sensasi tersendiri, terutama bagi anak2 menginap di tempat penginapan di tengah pulau.

Pulau Kelapa adalah salah satu Pulau kecil yang ada di teluk Kiluan, ada satu unit bungalow dengan 6 kamar yang dapat disewa Rp. 150.000/kamar/malam. Sayangnya fasilitas MCK masih seadanya, dan air tawarnya (masih berasa payau) menimba dari sumur didepan bungalow dengan dinding dari plastik. Toilet ada dibelakang rumah, tapi airnya harus bawa sendiri.

Pantainya berpasir putih lembut, dengan ombak yang tenang karena dilindungi pulau2 kecil di depannya. Malam itupun angin tidak berhembus kencang, bahkan dikamar terasa panas. Tapi nyenyak sekali tidur, baru Jam 04.15 terbangun, itupun karena dibangunkan anak bungsu karena mau pipis.

Setelah sarapan pagi dengan menu nasi goreng, kami bersiap melakukan perjalanan yang di tunggu2, berburu lumba-lumba. Tapi alat berburunya kamera, kamera video dan handphone. Rombongan di bagi 3 – 3, karena satu katir ( perahu dengan lebar 45 cm – 75 cm, bercadik ganda dengan motor sebagai penggeraknya) hanya boleh membawa 3 penumpang, kecuali kami dengan 5 penumpang , 3 dewasa 2 anak2. Seteoah semua memakai baju penyelamat, kami naik ke katir masing2 dan memulai perjalanan hunting dolphin. Mulanya perjalanan biasa saja, karena masih berada di teluk yang hampir tidak bergelombang. Baru terasa sebenarnya ketika keluar dari wilayah teluk Kiluan dan menuju laut lepas untuk melihat lumba2 di habitatnya. Pagi itu, kata driver katir, ombak sedang tidak bersahabat. Ombak besar langsung menyergap kami dimulut teluk, basah semua terhempas ombak terutama istri yang ada di depan sendiri. Sempat ciut juga nyali, wah segini pengorbanan untuk meihat lomba2 (saya sempat berdoa memohon dan menitipkan selembar nyawa ditangan Allah Yang Maha Kuasa)

Tapi anak2 memang luar biasa, entah karena memang tabah atau tidak tahu bahayanya seandainya katir ini tenggelam, malah bercanda dan ber nyanyi2. Perjalanan ternyata harus terus ketengah, karena ditempat yang dekat biasanya lumba2 mencari makan tidak ditemukan. Satu jam yang terasa lama sekali, untungnya langit dinaungi mendung sehingga tidak panas, Apalagi saya lupa memakai topi. Saya sempat bernyanyi dalam hati (ndak berani bernyanyi dengan mulut, karena adrenalin terpacu) ketika ombak datang dengan tinggiya yang tiba2 enghempas kami, dan ketika ombak lewat, seperti tenggelam karena disekitar hanya air. Kawan2 yang lain tidak terlihat. Nyanyian yang saya ingat : Nelayan Tuanya Iin Parlina yang populer dipertengahan 70an : Inilah kisahku tentang nelayan tua, sendiri mencari nafkah di samudra, perahu terbalik tenggelam dimakan hiu. Seribu camar berlayangan, mereka duka lautpun sunyi suara.

Perjalan semakin ketengah laut, tetapi ombak lebih tenang. Agak lama kami mencoba berubah ubah arah untuk mencari dimana gerangan si mulut moncong? Tiba2 disebelah kiri kami terlihat serombongan lumba2 berenang searah dengan perahu kami. Dengan isyarat tangan driver kami memberitahu rombongan lain tentang posisi si mulut botol (moncong ikan lumba2 seperti botol), setelah beberapa perahu katir mendekat, lumba2 hilang ditelang lautan. Kami belum puas, dan meminta driver terus mencari. Setelah berjalan kira2 10 menit tiba2 ada serombongan besar lumba2 disebelah kanan kami dan lebih atraktif dari pertemuan pertama. Tustelo dan hp berkamera menjalankan fungsinya. Nampak lumba2 berlompatan, bahkan beberapa ekor melompat lebih tinggi se olah2 beratraksi disekitar rombongan kami. Disebelah kiri juga nampak rombongan lumba2 meskipun tidak seatraktif rombongan sebelah kanan.

Seperti kedatangannya, keperginnya pun tiba2 dan hilang begitu saja tanpa tanda2. Setelah berputar kami memutuskan pulang kembali ke pulau Kelapa, dan sempat singgah di rumah terapung yang juga disewakan kepada yang berminat. Sesampai di pantai dilanjutkan dengan berenang dilaut didepan pulau. Disinilah malapetaka terjadi, HP yang digunakan untuk memfoto lumba2 masuk kedalam laut, dan sampai sekarang belum dapat diperbaiki. Sebelumnya juga kamera ngadat ndak bisa dipakai, karena batu baterai habis dan batu cadangan gak ketemu. Jadilah cerita ini tidak dilengkapi gambar2 yang menakjubkan. Mulai dari katir tempat kami berburu, lumba2 dan indahnya pemandangan disepanjang jalan.

Setelah mengelilingi pulau yang ternyata punya pemandangan berbeda, ditempat kami mendarat dan menginap ombaknya tenang sehingga aman bagi anak2 untuk berenang, disisi lain pulau (si arah barat dari kami mendarat) ombaknya besar dan pantainya berkarang. Konon disisi ini ada gugusan karang yang cukup indah, sayangnya saya tidak siap untuk snorkeling. Dan waktunyapun terbatas, karena hanya sisa waktu sambil menunggu makan siang datang.

Setelah kembali ketempat semula, makanan sudah siap terhidang, dan ..... makanan favorit termasuk yang terhidang. Ikan kerapu karang dengan saus cubik (santan kelapa mentah dengan bumbu yang hemmmm ditambah sambal tempoyak). Meskipun seadanya nikmat sekali. Saya lihat si bungsu hanya makan ikannya dan balakutak (sebangsa cumi2 tapi bentuknya gepeng) tanpa menyentuh nasinya. Setelah agak dipaksa barulah nasinya dimakan dengan tempoyak.

Selesai makan dan bersih2 lingkungan kembalilah rombongan ke pulau sumatra. Ramah tamah sedikit dengan kepala pekon, serta numpang berganti pakaian. Setelah sholah dzuhur dan Asyar dijamak, di masjid pekon, pulanglah kami ke Gisting. Kembali melalai jalan yang penuh lubang dan masih banyak yang rusak, serta sempat mobil harus diangkat rame2 karena nyangkut di bebatuan.

Bagi pecinta wisata laut, perjalanan ke Kiluan melalui Bandar Lampung menjadi perjalanan yang memanjakan. Sepanjang jalan laut membentang, dengan tempat2 yang sayang kalau dilewatkan.Mulai TPI Lempasing, tempat cari ikan segar, pantai mutun di pesawaran, juga pantai lagoon Maytam dikomplek TNI AL, pantai kelapa rapat (Klara) dan banyak tempat dengan nama yang belum dikenal.

Sampai rumah sudah jam 20.00, dan karena sholat maghrib dan Isya sudah dijama’, tanpa menunggu lama dengkur anak2 yang terdengar. Semoga mimpi indah naik lumba2. (Foto2 menyusul)

Rabu, Juli 06, 2011

Psikologi Remaja

Psikologi remaja, dan Problematikanya

Masa remaja masa yang paling indah

Walaupun penuh dengan penderitaan

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).

Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan sosial.

Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).

Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.

Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.

Personal fabel adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai berikut :

“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.

Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu. Kata bung Karno Remaja sering berbuat : vivere pericoloso (nyrempet2 bahaya)

Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.

Perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.

Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.

  1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
  2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
  3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
  4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
  5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :

  • memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
  • memperoleh peranan sosial
  • menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
  • memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
  • mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
  • memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
  • mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
  • membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup

Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).

Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya.

Senin, Juli 04, 2011

Akhmadi Dukung Langkah Bupati Tanggamus
Tribun Lampung - Minggu, 3 Juli 2011 13:41 WIB
Share |
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - DPRD Kabupaten Tanggamus mendukung keinginan pemkab yang akan menggeluarkan peraturan yang mengatur pembelian BBM (bahan bakar minyak) eceran.

Demikian dikatakan Akhmadi Sumaryanto, anggota DPRD Kabupaten Tanggamus, Minggu (3/7/2011).

"Secara politis kita mendukung wacana yang dikemukakan bupati Tanggamus," ujar Akhmadi.

Menurutnya, untuk format aturan yang paling tepat yakni peraturan bupati. Sebab, katanya, permasalahan kelangkaan antrean BBM yang terjadi lebih bersifat teknis.

Sabtu, Juli 02, 2011

Dinas di Tanggamus hanya Boleh Ada Empat Bidang
Tribun Lampung - Jumat, 1 Juli 2011 18:33 WIB
Share |
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Ada beberapa catatan yang merupakan hasil pembahasan terhadap delapan raperda oleh Pansus DPRD Tanggamus. Salah satunya yakni perlunya kajian mendalam tentang tata organisasi perangkat kerja daerah agar dapat sesuai dengan PP nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Kerja Daerah.

"Ada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Tanggamus yang tugas wewenangnya perlu di sesuaikan dengan PP nomor 41 tahun 2007.

Salah satunya yakni Dinas Perindagkop yang memiliki lima bidang. Padahal dalam aturan PP nomor 41 tahun 2007, setiap dinas hanya boleh ada empat bidang," papar Akhmadi Sumarynato, Ketua Banleg DPRD Tanggamus, Kamis (1/7/2011).

Disamping tentang organisasi perangkat kerja daerah, menurut Akhmadi, perlu pula adanya raperda lanjutan untuk mendukung beberapa raperda yang saat ini telah disahkan.

Salah satu contoh, imbuhnya, yakni raperda tentang pajak galian non mineral dan logam yang juga harus diikuti dengan Raperda tentang Retribusi Izin Pertambangan
DPRD Tanggamus Tunda Pembahasan Dua Raperda
Tribun Lampung - Jumat, 1 Juli 2011 16:44 WIB
Share |
IMG00701-20110701-1030.jpg
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/DEDI
Laporan Wartawan Tribunlampung.co.id, Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG -
DPRD Tanggamus menggelar rapat paripurna pengesahan delapan rancangan peraturan daerah (raperda), Jumat (1/7/2011).

Delapan raperda tersebut sudah selesai dibahas oleh panitia khusus beberapa waktu lalu.

Ketua Badan Legislasi DPRD Tanggamus Akhmadi Sumaryanto mengatakan, awalnya ada 10 raperda yang sudah diajukan oleh bupati. Namun, dua raperda masih ditunda pembahasannya.

Dua raperda itu adalah raperda tentang rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) Kota Agung, dan raperda tentang pemekaran pekon.

"Raperda RTBL Kota Agung masih harus menunggu pengesahan raperda RTRW. Sedangkan raperda pemekaran pekon masih menunggu verifikasi ulang," kata Akhmadi.