Minggu, Maret 30, 2008

Koalisi PKS-PAN, Ideologis !

oleh: BH.Bambang Eka Wijaya
Pemum Lampung Post

"LEWAT pendekatan tidak bertele-tele, Presiden Partai Keadilan Sejahtera--PKS--Tifatul Sembiring mengumumkan koalisi partainya dengan Partai Amanat Nasional--PAN--dengan menempatkan kader PKS asal Tanggamus Akhmadi Sumaryanto sebagai calon wakil gubernur, mendampingi calon gubernur dari PAN, Zulkifli Anwar!" ujar Umar. "Hasil monitor sekilas, pendukung kedua partai menyambut entusias koalisi ini, memperkokoh ukhuwah dan menyatukan langkah perjuangan!"

"Ditinjau dari aliran politik kedua partai, koalisi itu memang klop!" sambut Amir. "Keduanya dimotori tokoh-tokoh Islam progresif! Di Lampung, PAN didirikan tokoh-tokoh yang mayoritas berlatar belakang Muhammadiyah. Sedang PKS, tokoh-tokoh pendirinya mayoritas berangkat dari masjid kampus! Hingga, tanpa dituangkan secara formal pun hakikat koalisinya itu, yang terjalin tetap koalisi bersifat ideologis--meski di permukaan koalisi formalnya memenangkan pilgub!"

"Koalisi yang tidak menimbulkan tarik-menarik ideologi memperkuat citra positif partai! Lain dari koalisi nonideologis, tarik-menarik selalu terjadi hingga ada yang terpaksa jadi korban ketika harus toleran pada hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip partai!" tegas Umar. "Dengan koalisi sealiran, keduanya bisa memaksimalkan kapasitas dalam power building dengan menjadikan pilgub sebagai langkah awal menuju Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden! Cuma, bagaimana dengan Partai Demokrat yang juga siap bergabung dalam koalisi ini nantinya memosisikan diri di antara dua kekuatan yang selaras ideologinya itu?"

"Tidak ada masalah!" timpal Amir. "Sebab, meski bukan beraliran agama, haluan Partai Demokrat juga progresif--alternatif dari partai lanjutan Orde Baru yang cenderung konservatif!"

"Ditinjau dari konteks lokal, mungkin begitu! Tapi dari konteks nasional sebagai partai berkuasa dan berambisi memenangi Pemilu 2009, bisa saja tokoh-tokoh nasional Partai Demokrat berpikir lebih panjang dari tokoh-tokoh lokal!" tukas Umar. "Citra partai itu bisa kurang gagah kalau hanya jadi pengikut, sekadar jadi penambah bilangan yang sudah cukup! Itu bisa membuat kiprahnya kurang menonjol! Padahal, fase menuju Pemilu 2009 merupakan kesempatan untuk menampilkan diri sebagai primadona!"

"Dengan kepengurusan partainya yang belum definitif, peluang partisipasi minimal itu saja sudah cukup baik!" sambut Amir. "Tapi memang, realitas itu bisa tidak memuaskan tokoh-tokoh nasional partainya yang pasang target tinggi! Apa pun caranya, harus diperjuangkan agar fase menuju Pemilu 2009 bisa mengangkat kiprah partai tampil sebagai primadona!"

"Perkiraan rasional seperti itu sekadar reserve agar tidak terkejut jika nanti ada perubahan!" tegas Umar. "Sebab, secara hukum pasar, ketika penawaran terbatas di tengah permintaan yang tinggi, aneh jika pelaku pasar melewatkan peluang! Apalagi hanya dengan koalisi PAN-PKS sudah lebih dari cukup untuk mengusung pasangan calon dalam pilgub!"***_ dari PKS Lampung Online ; www.pkslampung.org

Tidak ada komentar: