Sabtu, Mei 10, 2008

Khusuk Menunaikan Ibadah dan Ziarah

SKH Radar Tanggamus, Sabtu, 10 Mei 08 - oleh : adyjin

Catatan Perjalanan Spiritual Akhmadi Sumaryanto (Bagian IV)
Khusuk Menunaikan Ibadah dan Ziarah
Berikut ini adalah perjalanan spiritual dari sang kandidat calon wakil gubernur Lampung, Ir. Akhmadi Sumaryanto (Yanto) yang baru saja menunaikan ibadah umrah.
Catatan perjalanan ini dirangkum dengan tema naratif dan disampaikan langsung oleh Akhmadi Sumaryanto yang ditulis Radar Tanggamus di sela-sela kesibukannya menghadiri berbagai undangan dan sosialisasi yang berkaitan dengan agenda pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung.

Laporan Andri Cahyadi, GISTING

SEBAGIAN besar mereka yang Umrah adalah, untuk menyempurnakan ibadah Haji yang pernah dilaksanakan. Karena pada waktu pelaksanaan ibadah Haji, merasa kurang sempurna, karena terbatasnya waktu.
Terlebih karena tempat yang berjubel lantaran musim Haji, sehingga sholat menjadi kurang khusuk, meskipun di kota Nabi.
Kemudian Thawaf tidak bisa di dekat Kabah. Syai tidak bisa tenang karena berdesakan, dan sebagainya. Maka banyak yang kemudian melakukan ibadah umrah,dengan harapan agar lebih khusuk dalam beribadah.
Meskipun ternyata, dalam beberapa hal juga tetap tidak tercapai. Ibu, Hj. Tasmini Saelan binti Syarif Mutaqqin, salah satu keinginanannya dalam umrah ini adalah, dapat melihat Hajar Aswad lebih dekat Hajar Aswad di Kabah Masjidil Haram.
Tidak usah mencium.hanya ingin melihat dari dekat saja. Tetapi sampai waktu pulang, keinginan ini tidak tercapai.
Meskipun bukan waktunya Haji dan sedang musim panas, jamaah yang thawaf tetap saja penuh di sekililing Kabah. Kami menduga kalau tengah malam sepi yang thawaf, ternyata tetap juga ramai.
Ibu sudah mencoba jam 2 dini hari ke Kabah untuk Thawaf, ternyata ramainya tetap juga sama. Pernah dicoba siang terik maahari, tetapi tetap juga sama. Jangan ditanya kalau bakda subuh, bada maghrib atau waktu duha.
Hampir semua tempat thawaf penuh sesak, apalagi di dekat Hajar Aswad, Rukun Yamani dan Hijr Ismail yang memang disunahkan untuk mencium, mengusap dan sholat sunah. Kalau tidak punya kekuatan ekstra, jangan berharap bisa melakukan sunah-sunah tersebut.
Memang ibadah hajidan umrah adalah ibadah yang membutuhkan kekuatan fisik. Tetapi saya melihat banyak manula, dengan langkah tertatih dan pelan melaksnakan semua ibadah itu.
Dan, Subhanallah, bisa menyelesaikan semua itu, meski dengan waktu yang jauh lebih lama dari jmaah yang muda-muda.
Bahkan ada yang thawaf dan sya'i membawa kursi lipat yang digunakan untuk istirahat kalau lelah, jadi tongkat kalau berjalan, bahkan jadi tempat sholat. Tetapi yang muda-muda, melakukan ibadah ini dengan semangat, sya'i dengan berlari, thawaf dengan cepat, berdoa dengan keras.
Melihat yang ini, subhanallah, kalau semua umat Islam seperti mereka, maka fajar kemengan umat Islam semakin dekat, apalagi kalau jamaha Turki dan Iran, yang selain bersemangat, badan beasr dan kompak, pantas kalau mereka menang.
Nah, jamaah Indonesia , sudah kecil-kecil kurang semangat tidak bersatu dan tidak kompak lagi. Wah, kapan ya fajar kemenangan Indonesia ? Tapi, Bangkit Negeriku. Harapan itu masih ada!. (*)

Tidak ada komentar: