Sabtu, April 19, 2008

TALANG KEPAYANG, The other side of Tanggamus


Kalau anda warga Kabupaten Tanggamus, kemudian ditanya oleh orang dari luar Kabupaten Tanggamus, dimanakah Talang Kepayang? Apa jawab anda? Oh, apakah ini nama makanan baru? Atau ini nama jenis buah? Atau karena ada kata kepayang, berkaitan dengan cintakah?

Tetapi ternyata bukan itu semua. Talang Kepayang adalah salah satu dusun dari ribuan dusun di Kabupaten Tanggamus. Dan wajar bila tidak banyak yang tahu, seperti talang-talang lain, umbulan-umbulan lain, dusun dusun lain yang bertebaran di seantero tanggamus. Talang bagi warga Tanggamus adalah sekelompok penduduk yang tinggal ditengah kebun atau hutan. Mulanya hanya tempat tinggal sementara, tetapi ada yang kemudian membesar seperti Talang Padang yang sekarang menjadi ibukota Kecamatan, tetapi banyak juga yang tetap saja dari jaman orangtua kita membuka lahan, sampai sekarang juga tetap seperti itu.

Salah satu diantara Talang yang tidak berkembang adalah Talang Kepayang tadi. Letaknya di Pekon Datar Lebuay Kecamatan Pulau Panggung, dan merupakan salah satu Talang, seperti Talang Pancasila, Talang Jakarta, dan yang lainnya. Jumlah penduduknya ada 58 kepala keluarga, dan sudah menempati sejak tahun 1969. Berbagai macam issue pernah menerpa mereka. Pernah diisuekan kalau mereka menempati lahan hutan lindung dan harus pindah. Juga diisuekan ketika proses pembangunan waduk batu tegi, kalau mereka terkena penenggelaman. Tetapi kalau diwilayah lain mendapat penggantian, mereka tidak. Setelah itu juga diisuekan kalau mereka akan tenggelam oleh genangan waduk.

Dimanakah Talang Kepayang? Kalau jarak, dari ibukota kabupaten berjarak kurang lebih 40 km di hulu waduk Batu Tegi. Kalau berapa lama kesana? Akan ada dua jawaban. Waktu hujan atau waktu kering. Kalau waktu kemarau, hanya 40 menit kita sudah akan disuguhi deretan rumah warga Talang Kepayang yang mengumpul, setelah kita melewati kebun kopi, kebun coklat, pohon2 cempedak dan durian. Ditengah lembah, itulah Talang Kepayang. Dari Tekad ibukota Kecamatan Pulau Panggung kearah Batu tegi, tetapi tidak membelok di Way Harong, dan mengikuti jalan aspal yang sudah dihotmix. Sampai ujung hotmik di pekon Air Naningan, kita teruskan perjalanan di jalan tanah lalu menyeberang jembatan gantung yang menghubungkan dua bukit, kita akan merasakan sport jantung yang lumayan mendebarkan bagi yang takut ketinggian. Ini jembatan baru yang yang dibuat oleh Otorita Batu Tegi menggantikan jembatan gantung buruk buatan masyarakat yang terletak 100 m disebelah hilir jembatan baru. Selewat jembatan gantung kita disuguhi jalan tanah di pekon induk Datar Lebuay. Inilah pertanyaan berapa lama sampai ke Talang Kepayang bermula. Dari jembatan gantung jalan tanah membentang keseluruh bagian pekon Datar Lebuay dan keseluruh Talang, umbulan dan dusunnya sampai ke pekon Sinar Jawa sejauh 8 km.

Kalau kita ditanya berapa lama ke Talang Kepayang dari ibu kota Kabupaten Tangamus? Jawabnya diwaktu hujan atau di waktu Kemarau? Kalau diwaktu kemarau cukup 40 menit. Tetapi kalau dimusim penghujan? Bisa jadi anda harus menginap atau kalau punya nyali menghadapi jalan tanah, dan ban motor dilingkari rantai bisa jadi 2 jam anda baru sampai di pekon Air Naningan. Itulah yang saya alami pada tanggal 1 Januari 2007 yang lalu. Karena ada keperluan yang mengharuskan saya ke Talang Kepayang, pagi ketika matahari bersinar terik dan jalanan kering saya berangkat dan hanya 30 menit dari Gisting ke Talang Kepayang. Tak dinyana dan diduga, siang ketika waktunya pulang hujan deras mengguyur dari langit. Setelah menunggu hujan reda, keberangkatan pulang dilakukan. Dengan perjuangan sengit, jatuh berkali-kali bahkan sempat main Lumpur skating dengan motor dengan lama waktu untuk menempuh 1 km dengan waktu satu jam setengah itupun karena kami berombongan sehingga bisa ta’awun (tolong menolong) sampailah dipekon induk Datar Lebuay. Perjalan panjang melewati jalan berlumpur selesailah.

Kalau kita berjalan dari Bandar Lampung ke Kota Agung, melewati berbagai desa, kecamatan dan kota di Kabupaten Tanggamus, terasa sekali geliat pembangunan. Hampir setiap jalan masuk, gang bahkan jalan setapak sudah tersentuh pembangunan. Jalan besar dihotmik, latasir atau lapen, gang dilatasir, lapen atau paving, bangunan sekolah direhab, puskesmas dibangun dan direhab, wajah kota dihias dengan lampu warna warni, sehingga tidak minder disbanding dengan daerah lainnya, atau bahkan bisa berbangga. Ini lho Kabupatenku.

Tapi kalau anda masuk ke Talang Kepayang, bisa jadi timbul Tanya, ini masih bagian dari Tanggamus? Geliat pembangunan tidak menyentih mereka. Swadaya masyarakat luar biasa. Di Talang ini ada Madrasah Ibtidaiyah Swasta, Al Hikmah namanya. Madrasah Tsanawiyah ada di Pekon induk. Semuanya swadaya masyarakat. Tapi hanya dana BOS yang masih mengaitkan mereka dengan pemerintah selain kewajiban beli rapor dan ikut Ujian Nasional (UN). Madrasah Ibtida’iyahnya sempat masuk daftar akan dibantu pemda 20 juta di tahun 2006. Tetapi sampai tahun 2006 berakhir dan tahun 2007 sudah terlewati beberapa minggu, tidak ada khabar beritanya. Diberi tahu apakah menerima atau tidak, juga tidak.

Berulangkali masyarakat usul, jalan di onderlagh, sekolah minta dibantu, tetapi hingga kini mereka cukup dengan kebanggaan, pembangunan di Tanggamus menggeliat. Untuk Talang Kepayang? Bisa jadi permohonan maaf sementara cukup.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ass.wr.wb.
Jembatan gantung air naningan.
Saya buat tahun 2001-2002.
Terakhir saya kesana tahun 2003 dari Batutegi naik speedboat.
Kangen saya ke sana, terutam pas musim durian.
Tapi sayang, saya lihat di internet kliatannya maintenance jembatannya koq kurang ya dari pemda setempat...
Khan sayang... udah dibikin mahal-mahal kalo tdak dirawat.
Wass.